Jika dilakukan dengan berdiri, tentu bibit padinya tidak bisa tertanam. Sudah merunduk, mundur, dan juga capek tentunya. Hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa untuk meraih segala sesuatu haruslah kerja keras. Ini sudah sunnatullah (hukum alam). Tidak ada kamus hidup yang instan. Bim salabim, main sulapan, memelihara tuyul, cari pesugihan, dll.
Sebaliknya, orang yang tidak mau bekerja keras dan ingin serba instan, ujung-ujungnya ya korupsi, menipu, berjudi, dan semacamnya.
3.     Tugas manusia sekedar menyemai, menanam, dan menyiangi
Setelah bibit padi ditanam dan disiangi, maka tugas selanjutnya diambil-alih oleh Tuhan. Tuhanlah yang akan menumbuhkan padi menjadi lebat dan tinggi, menumbuhkan biji-bijinya. Setelah bekerja keras, manusia memasrahkan segalanya kepada Tuhan (tawakkal). Ini bermakna spiritual, inti dari keimanan seseorang.
Jika sudah bertawakkal, apapun hasilnya, bagus atau tidak panennya, akan ia terima dengan lapang dada dan senang hati. Ia tidak akan kecewa atau sedih. Karena ia sadar sepenuhnya bahwa manusia tiadalah punya kuasa, hanya bisa berikhtiar. Juga sebaliknya, jika panennya bagus, pun manusia tidak boleh sombong dan membanggakan diri serta melupakan peran dan kerja Tuhan.
Semoga bermanfaat. Salam dari seorang petani desa.
Â
Â
Â