Mohon tunggu...
Muhammad Muizzsuddin
Muhammad Muizzsuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tinggi lebih dari 177 cm dan menyukai ide-ide yang baru dan segar. Baru saja lulus XII IPA2 dan langsung lupa dengan integral. Twit aktif di @yuddinYuddin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Negeri Negeri Tersisa - Bab 1

4 Oktober 2015   07:51 Diperbarui: 4 Oktober 2015   08:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berusaha menenangkan diriku sendiri, aku mengambil nafas dalam dalam. Pikiranku kosong, tak ada apapun. Semua kesulitan hidup telah berakhir. Aku merasakan seperti itu. Saat ini yang perlu kulakukan hanyalah bersaha tetap hidup dan menunggu sampai malaikat maut menjemput. Simpel sekali. Tidak juga. Aku punya tujuan yang harus kucapai. Ada arah yang kutuju. Dan ada semangat yang tersisa. Apalagi? Mungkin banyak yang seharusnya aku sampaikan pada kalian. Tapi aku bukan narator yang baik.

Kutarik selimutku, aku merogoh sakuku untuk mengambil korek api-senter. Aku mencoba menghidupkannya. Kubuka novel kecil yang aku temukan di jalanan kota. Dibawah seorang pria yang telah hangus. Terbakar. Novel berjudul David and The Road Back. Novel itu bercerita tentang seorang pemuda, pesuruh, yang kabur dari rumah majikannya yang memperlakukannya seolah budak. Perjalanan kaburnya ke Denmark melalui jalan darat, dengan berjalan kaki. Aku telah membacanya sedkit, sebuah pembukaan yang bagus.

"Mereka sebenarnya orang baik. Mereka memberiku makan saat lapar, memberiku selimut saat kedinginan terutama akhir bulan ini, salju telah menebal didepan pondokku, mereka mengirim lima selimut tebal, mereka juga tak lupa menanyakan keadaanku jika aku terus terusan mengurung diri. Mereka orang baik. Kecuali si Johann, dia begitu membenciku. Aku tak tahu mengapa tapi sejak pertamakali aku bertemu dengannya, Johann telah menunjukka permusuhan yang sangat. Johann adalah saudara sepupu pemilik rumah, tapi aku tak tahu mengapa dia begitu berkuasa atas keluarga ini. Johannlah yang emnghalangi mereka untuk selalu berbuat baik padaku, Johannlah yang memerintah mereka untuk tidak memberiku makan. Johann, kata seorang tukang air yang datang minggu lalu, adalah seorang psikopat tingkat tinggi."

Aku menutup novelnya setelah menandai halaman terakhir yang aku baca. Cerita David sebenarnya bagiku tidak menarik, cerita tentang pekerjaan di rumah majikannya. Tapi aku menyukai bagaimana dia bisa tetap hidup diluar sana, dalam pelariannya untuk kembali ke keluarganya di Denmark daratan. David adalah seorang seorang pemuda berusia 19 tahun dengan wajah kemerah merahan rambut ginger dan titik titik wajah yang biasa ditemukan pada rasnya. Persis sepertiku, David saat ini tengah berada di dunia yang tidak ia kenal sebelumnya. Dunia yang sunyi, dunia tanpa keramaian umat manusia. Perbedaannya aku tahu mengapa duniaku begitu sunyi sementara David tidak.

 

bersambung ........

Bagaimana? Tidak menarik bukan, ya soalenya saya sedang melawan arus tema cerita. Mohon kritik sarannya. :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun