Puas mengkhidmati panoramanya, aku pun bergegas. Tak dinyana, perjalanan selanjutnya menuju kecamatan Bayat justru dipenuhi turunan tajam yang berliku. Kali ini medannya lebih ekstrim lagi. Ini disebabkan karena jalanan di puncak bukit itu masih banyak yang tak beralaskan aspal sama sekali. Beberapa kali sepeda motor yang kunaiki oleng lantaran jalanan licin yang tak terpermanai. Tak jarang pula aku menuntun sepeda motor karena takut tergelincir di turunan jalan yang begitu curam.
(Jalanan Menurun desa Mertelu/Dok. Pribadi)
Sungguh, Geliga Krim begitu digdaya menemani petualanganku selama di Yogya. Terimakasih, Geliga. Selamat berjumpa kembali, Yogya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!