Puas mengkhidmati panoramanya, aku pun bergegas. Tak dinyana, perjalanan selanjutnya menuju kecamatan Bayat justru dipenuhi turunan tajam yang berliku. Kali ini medannya lebih ekstrim lagi. Ini disebabkan karena jalanan di puncak bukit itu masih banyak yang tak beralaskan aspal sama sekali. Beberapa kali sepeda motor yang kunaiki oleng lantaran jalanan licin yang tak terpermanai. Tak jarang pula aku menuntun sepeda motor karena takut tergelincir di turunan jalan yang begitu curam.
Sungguh, Geliga Krim begitu digdaya menemani petualanganku selama di Yogya. Terimakasih, Geliga. Selamat berjumpa kembali, Yogya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H