Badai warna hanya kuku serigala, di mata,seperti tangis laba-laba
Menjaring gelombang dan karang di perutmu
Memuntahkan sepi ke sudut-sudut mimpi
Hingga berlabuh sauh dan jauh
Rahang mungilmu mulai retak, menahan kemarau
Hanya waktu yang tertelan ketika dahaga
Pagi gersang, malam terbakar
Di atas potongan kardus, kau berbungkus
Temaram lampu berpijar setengah bulan
Samar kelam kulit keras matahari
Atau lidah api bermain di pori-pori
Melahirkan candu mimpi di sela dengkuranmu
Malam terbelah setengah, seperempat, sepertiga
Menyisakan doa-doa tembaga di tiang-tiang listrik
Sementara waktu subuh, adalah sengat kalajengking
Meracuni mimpi, saat tuan toko membuka pintu
Kaki-kaki renta bertanah beralas darah
Setengah terbuka mata melangkah
Mencari muara semua luka,
Di pinggir jalan dan kaleng-kaleng kecil jelaga gemanya
Sawangan, 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H