Mohon tunggu...
m. irfan kurniawan
m. irfan kurniawan Mohon Tunggu... -

suka musik, baca, nulis dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengemis Malam

25 September 2013   15:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:24 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Badai warna hanya kuku serigala, di mata,seperti tangis laba-laba

Menjaring gelombang dan karang di perutmu

Memuntahkan sepi ke sudut-sudut mimpi

Hingga berlabuh sauh dan jauh

Rahang mungilmu mulai retak, menahan kemarau

Hanya waktu yang tertelan ketika dahaga

Pagi gersang, malam terbakar

Di atas potongan kardus, kau berbungkus

Temaram lampu berpijar setengah bulan

Samar kelam kulit keras matahari

Atau lidah api bermain di pori-pori

Melahirkan candu mimpi di sela dengkuranmu

Malam terbelah setengah, seperempat, sepertiga

Menyisakan doa-doa tembaga di tiang-tiang listrik

Sementara waktu subuh, adalah sengat kalajengking

Meracuni mimpi, saat tuan toko membuka pintu

Kaki-kaki renta bertanah beralas darah

Setengah terbuka mata melangkah

Mencari muara semua luka,

Di pinggir jalan dan kaleng-kaleng kecil jelaga gemanya

Sawangan, 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun