Mohon tunggu...
Dr. Lyta Permatasari MSi
Dr. Lyta Permatasari MSi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Scientist, Birokrat, Praktisi, Pecinta Lingkungan

Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, ASN Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar Kalsel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyiapkan Aparatur Sipil Negara yang Produktif di Kab. Banjar

17 Juli 2016   11:58 Diperbarui: 17 Juli 2016   12:11 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang dikhawatirkan adalah kondisi dimana pejabat yang memiliki wewenang adalah mereka yang tidak mempunyai ikatan emosi atau tanggung jawab terhadap jabatannya, semata-mata hanya menginginkan keuntungan dan setelah itu melupakan kewajiban pemeliharaan atas bangunan atau infrastruktur lain yang telah dibangun. Semoga hal ini tidak terjadi karena bila terjadi maka efek terhadap kerusakan lingkungan dan sosial merupakan hal yang harus dibayar mahal di masa kini dan dimasa depan. Pertanyaannya kini adalah, bagaimana menyamakan persepsi agar tercipta arah yang tepat bagi pembangunan daerah dimana tujuan utama yakni kesejahteraan rakyat dapat terwujud dengan benar dalam waktu yang tidak terlalu lama? 

Masyarakat menanti kesejahteraan hidupnya dalam setiap doanya, walau mereka tidak mengucapkan itu namun sinar mata mereka memancarkan harapan itu. Dan pemerintah wajib untuk membantu mereka dalam mewujudkan cita-cita mereka karena pemerintah adalah leading sektor pembangunan, karena masyarakat berada dalam wilayah pemerintahan suatu daerah sehingga pasti akan terjadi timbal balik hak dan kewajiban antara pemda dengan masyarakat dalam pola pelayanan terhadap masyarakat demi kesejahteraan bersama.

Hal mendasar yang wajib dimiliki oleh setiap ASN adalah sikap peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar, mampu menjembatani perbedaan yang ada dan bisa menghasilkan solusi yang terbaik dan efektif dalam pelaksanaannya. Pada kenyataannya sulit sekali mencari figur yang demikian. Hal inilah yang menyebabkan Pemda sulit berkembang dan sulit maju. Masing masing orang hanya peduli dengan kepentingannya masing masing, ogah berbagi dan tak mau saling membantu. Sehingga begitu dihadapkan pada satu permasalahan kecil, permasalahan tersebut dibiarkan begitu saja dan pada akhirnya hal itu akan menjadi persoalan yang besar dan sulit untuk diselesaikan. 

Bila persoalan yang kecil cepat diatasi, maka tidak mungkin hal itu menjadi masalah besar yang tak terpecahkan, namun bila masalah kecil dibiarkan begitu saja, maka potensi berkembangnya menjadi semakin besar dan sulit terselesaikan. Contoh nyata misalnya pedagang kaki lima yang menempati trotoar jalan, bila hanya satu dua orang yang berjualan lalu kita beri pengertian bahwa disitu tidak diperbolehkan untuk berjualan, maka serta merta pedagang tersebut menjadi segan dan tidak akan berjualan lagi, namun bila satu dua pedagang kita biarkan saja berjualan tanpa peringatan, maka boleh jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama banyak berdatangan pedagang lainnya yang juga bebas berjualan di kaki lima karena merasa tidak ada yang memperingatkan atau menegur mereka untuk berjualan atau ekstrimnya mengusir mereka dari lapaknya.

Kurangnya pengamalan nilai-nilai agama menjadi hal yang patut disayangkan, sehingga gaya hidup individualis menjadi ciri khas orang masa kini/ modern style. Pudar sudah azas gotong royong dan tolong menolong, tepo seliro dan saling berbagi. Yang ada hanya motto ini milikku, mana milikmu? Virus individualis seperti ini sangatlah mewabah dan merusak sendi sendi kehidupan manusia normal. 

Manusia menjadi Autis dan hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Abai terhadap lingkungan dan celakanya lagi bila memiliki sifat iri dan dengki sehingga selalu berniat untuk menjatuhkan oranglain dengan segala cara atau mewujudkan cita-cita dengan segala cara. Inilah virus paling berbahaya yang kerap hadir dalam kehidupan sosial kita. Mereka yang dihinggapi virus ini, akan merasa selalu kurang dan selalu ingin lebih dari oranglain, untuk itu dia berjuang dengan berbagai upaya untuk memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik dari oranglain. Bila virus seperti ini menyebar kedalam kehidupan karier ASN maka apa yang akan terjadi? Kelumpuhan birokrasi. Karena semua tatanan, aturan serta proses yang seharusnya dijalankan sesuai alurnya, tidak diindahkan dan lalu mereka membuat jalur sendiri ,peraturan sendiri dan hukum sendiri.

Hal inilah yang paling ditakutkan menjadi kenyataan yang mengerikan di tengah kehidupan masyarakat kita. Untuk itu perlu dipedomani aturan aturan agama yang senantiasa mengingatkan dan memperingatkan setiap manusia untuk senantiasa menghormati sendi-sendi kehidupan kaumnya. Hal ini pulalah yang mendasari VISI KABUPATEN BANJAR yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan barokah. Barokah dalam pengertian islam, barokah yang bernilai tambah dalam setiap dimensi kehidupan yang dilajani oleh setiap ASN. Barokah dalam arti menjauhi korupsi dan mendekatkan diri pada prinsip halal itu berkah. BAROKAH yang diimplementasikan dalam bentuk dan strategi pemerintahan daerah yang efektif dan berdaya saing. Juga tidak melupakan barokahnya kita menempati bumi ini sehingga kita harus menjaganya dengan sebaik mungkin dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Dr. LYTA PERMATASARI, M.Si
Dosen Pasca Sarjana ULM, PNS BPKAD Kab. Banjar
Email : HYPERLINK "mailto:lytapermatasari2@gmail.com" lytapermatasari2@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun