5. buatlah pembatas (bisa menggunakan triplek yang di solasi, seperti pada gambar di bawah ini kemudian tuanglah adonan gypsum di dalamnya, pastikan tanah liat yang menempel pada alas berada di tengah-tengah pembatas yang dibuat. tunggulah hingga gypsum mengering.
8. kemudian buatlah adonan 3:1 yaitu pasir dengan semen caranya ialah ambil air sedikit lalu tambahkan semen dan paasir ke dalam ember dan aduk hingga rata kemudian tuangkan adonan diatas cetakan dan ratakan.Â
Tunggu sampai adonan tersebut benar-benar kering. Jika sudah kering, ambilah batu tersebut dari cetakan dengan perlahan-lahan dengan menggunakan alat tuas berbahan kayu, dan jangan ambil pakai tangan, karena dapat membuat cetakan sobek.Â
Ketika ingin membuat batu dari semen, gips, maupun semen dan pasir kita harus memperhatikan perbandingan komposisinya. Perlu diperhatikan juga dalam membuat motif ukiran pada tanah liat, harus terlihat jelas motif ukirannya. Kedua, dalam membuat cetakan dari lem kaca, harus di tekan tekan agar mengikuti bentuk ukiran yang dibuat. Mengapa harus menggunakan lem kaca? Karena lem kaca berbentuk pasta dan mudah mengering selain itu ketika mengering tidak mudah sobek dan sifatnya lentur seperti silikon, namun masih lebih kuat silikon.
Ketiga, kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan batu dari cetakan lem kaca jika kita ingin membuat batu lagi dengan motif ukiran yang sama. setelah melepaskan batu dari cetakan, batu yang berbahan campuran semen dan pasir harus di amplas pada bagian bawah atau belakangnya, agar batu terlihat halus dan ditambal jika ada lubang-lubang kecil yang tidak diinginkan.Â
Jika batu sudah mengering, maka saatnya mengecat batu dengan menggunakan cat dinding, cat dinding jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental. Tujuan dilakukan pengecatan adalah untuk menambah suatu nilai keindahan dalam batu tersebut, selain itu untuk menambah nilai materi sehingga dapat meningkatkan daya jual. dan dapat dijual dengan harga yang lebih mahal daripada tidak di beri cat atau di finishing.