Mohon tunggu...
Lydia Prifta H. S.
Lydia Prifta H. S. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! Gue Lydia mahasiswa program studi Public Relations and Digital Communication di UNJ. Happy Reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanggulangi Fenomena Bullying di Sekolah: Tindakan Segera dan Kolaboratif

18 April 2024   15:56 Diperbarui: 18 April 2024   16:42 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bullying (Sumber : Radar Solo)

Pendidikan harus menjadi lingkungan yang aman bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka dalam berbagai aspek seperti akademis, emosional, dan moral. Namun, tindakan perundungan mengubah sekolah atau universitas menjadi lingkungan yang menakutkan, mengganggu kesejahteraan mental dan fungsi sosial siswa.

Dalam menanggulangi bullying, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan sebuah program yang dikenal dengan Program Roots. Dilansir dari Kemendikbud, Roots adalah sebuah program pencegahan perundungan berbasis sekolah yang telah telah dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak tahun 2017 bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak. Untuk mendukung program tersebut, dibutuhkan kerjasama seluruh pihak di lingkungan sekolah yakni guru, siswa dan orang tua murid.

Bullying sering terjadi di lingkungan pendidikan karena kombinasi dari berbagai faktor seperti ketidakadilan sosial, kurangnya pengawasan dari pihak sekolah, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya empati dan toleransi di antara siswa. Faktor-faktor ini dapat menciptakan lingkungan di mana kekuatan fisik, status sosial, atau perbedaan individual dipergunakan sebagai alat untuk merendahkan atau mendominasi yang lain.

Untuk mengatasi kasus bullying di lingkungan sekolah, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak negatifnya melalui program edukasi yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua, sambil memberikan dukungan emosional dan psikologis bagi korban dan pelaku bullying untuk mendorong perubahan perilaku yang positif.

Tindakan bullying terjadi di lingkup sekolah dengan notabene pelaku masih di bawah umur, namun tindakan yang dilakukan sangatlah tidak pantas dan termasuk ke dalam tindakan kriminal. Untuk pelaku bully di bawah umur namun terlibat dalam perilaku kriminal, hukuman yang tepat adalah kombinasi antara pendekatan rehabilitasi yang fokus pada pemahaman konsekuensi dari tindakan mereka dan upaya untuk memperbaiki perilaku, bersama dengan pengawasan ketat dan intervensi sosial yang bertujuan untuk mencegah ulangnya tindakan kekerasan. 

Konsekuensi tegas dari sekolah untuk pelaku bully dapat mencakup penegakan disiplin yang konsisten, seperti teguran resmi, penalti sosial seperti layanan masyarakat atau pemulihan, serta pelibatan orang tua dalam proses pendidikan dan pengawasan anak mereka. Hal ini bertujuan untuk memberikan sanksi yang sesuai serta mendidik pelaku tentang dampak negatif dari perilaku mereka. 

Dalam menghadapi kasus bullying yang semakin merajalela di kalangan pelajar, tindakan tegas perlu segera diambil. Bullying tidak hanya memberikan dampak psikologis serius bagi korban, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang tidak aman. Melalui pendekatan kolaboratif antara orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat, serta dengan dukungan program pencegahan seperti Program Roots, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

Lydia Prifta, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun