Meskipun dalam hati, ngeri juga aku harus berjalan sendirian di belakang. Jadi berasa solo hiking saja. Tapi tak masalah, ini pengalaman yang seru dan menantang buatku. Aku pun lanjut berjalan lagi. Kali ini medannya tak sesulit tadi. Jalan setapak sudah lumayan lebar. Aku melihat percabangan jalur ke kiri. Terlihat tidak terlalu jelas karena tanaman setinggi perut sedikit menutupinya. Aku teringat jalur ke kiri tersebut adalah jalur yang mengarah ke Dukuh Indrakila, di Desa Lerep. Beberapa kali aku juga pernah lewat sana.
Sampai di Pos 4
Aku kembali berjalan dan sekarang sudah memasuki area hutan. Banyak pohon menjulang tinggi dengan daun yang rimbun menghalangi sinar matahari, sehingga tidak panas sekali malah terasa sangat sejuk. Angin menerpa tubuhku yang penuh keringat menambah hawa dingin merasuk kulit.
Medan semakin terjal, membuatku terengah-engah. Aku pun sering berhenti sebentar untuk mengatur napas. Sesekali aku berhenti agak lama untuk minum beberapa teguk air.
"Endaaang!"
"Ariii!"
"Upiiik!"
Aku berteriak memanggil para calon atlet, namun tidak ada sahutan sama sekali. Mungkin mereka sudah sangat jauh di depan, pikirku. Atau mereka sudah sampai di Promasan? Aku bertanya-tanya dalam hati. Ah ya sudahlah, aku terus jalan saja.
Tak terasa akhirnya aku sampai di Pos 4. Suatu area yang sedikit terbuka dengan terdapat satu pohon besar yang menjulang tinggi. Pos 4 ini lumayan luas setidaknya bisa muat untuk medirikan 5 hingga 7 tenda. Kalau kami naik dari jalur Indrakila, kami juga akan melalui pos ini.
Rupanya para calon atlet sudah menungguku di sini. Mereka sedang mengisi energi dengan makan camilan. Sudah lumayan lama mereka menungguku katanya. Karena aku sudah istirahat sebelum pos 4 tadi, aku mengajak mereka lanjut berjalan saja. Namun, tetap saja aku tertinggal di belakang. Jadi solo hiking lagi deh.
Mendaki Gunung Ungaran melalui jalur Curug Lawe ini, kami harus menuju ke Desa Promasan dulu. Nah, setelah di Promasan kami baru bisa mendaki Gunung Ungaran melalui jalur pendakian biasa via Promasan. Medan setelah pos 4 tak lebih mudah dari sebelumnya. Sebab medan berupa bukit yang curam dengan tanah gembur yang tertutup dedaunan kering. Saat melewatinya aku harus berpegangan pada rumput atau tanaman di kanan atau kiri agar bisa tegak menapakkan kaki.
Tiba di Desa Promasan