Dengan bermodalkan Google Map, tidak sulit menemukan Kampus IBA sebagai tempat pelaksanaan diskusi #kompalxuiba kemarin siang, 16 Maret 2019. Kegiatan diskusi ini merupakan kali kedua kegiatan yang digadang-gadang oleh Kompal di tahun 2019 ini setelah sebelumnya berkeliling dunia melalui kartu pos bersama Playdate Palembang.
Kegiatan dibuka oleh Ibu rektor Dr. Ir Karlin Agustina, M. Si yang artinya positif saya bersama peserta lainnya dapat mengikuti diskusi apik bersama nara sumber ketjeh yang mengisi kegiatan tersebut  dimoderatori Kartika Lestari.
"Menyebarkan hoax ternyata lebih cepat dari cahaya hingga headline click baik yang sensasional, termasuk bagaimana media sosial menjadi catatan sejarah si pemilik itu sendiri. Â Mulailah untuk waspada, saring kemudian bijak sebelum sharing dan posting. Â Bermedia sosial secara kreatif dengan membuat sesuatu sesuai kenyataan, up to date, hingga menawarkan informasi baru, ilustrasi dan gambar yang mendukung", Beberapa hal penting yang saya catat termasuk menampilkan beberapa video inspiratif yang mendukung bagaimana bersikap positif bermedia sosial.
Pemateri selanjutnya yang tidak kalah keren adalah Dr Posma Budianto Siahaan Sp. PD sebagai salah satu penerima Best in Specific Interest @Kompasiana.com 2018 yang  menyampaikan bermedia sosial di bidang kesehatan sesuai dengan latar belakangnya.Â
Bukan hal yang mudah dengan profesi sebagai dokter dan sering mendapatkan banyak kasus dibidang kesehatan, sehingga menyebarkan berita atau cerita yang jelas kebenarannya namun tidak memojokkan pihak tertentu hingga mencerdaskan pembaca. Â Tanpa menyebutkan nama, bahkan sebuah produk maupun oknum tertentu, sebuah berita dapat disampaikan menjadi lebih elegan dan tepat sasaran. Â Bukan hoax yang semakin menimbulkan kesalahpahaman, namun survey literatur terlebih dahulu sebelum menyebar sebuah berita tentang kesehatan.
Bagian ketiga adalah Dues K Arbain merupakan bankir, blogger dan penulis fiksi menjelaskan media sosial dan pekerjaannya yang berhubungan dengan banyak orang. Â Beliau juga sepakat bahwa media sosial erat kaitannya dalam perekrutan karyawan baru. Â Motonya jangan lupa bahagia, membuat saya berpikir bahwa dengan positif bermedia sosial kita akan merasa bahagia dengan cara mudah karena tidak membebani diri sendiri setelah menyesal menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.
Dan Pemateri pamungkas diisi oleh Nindy yang berprofesi sebagai advokat, konselor, juga pegiat media sosial, menyampaikan bahayanya prilaku negatif seseorang seperti komentar dalam media sosial dapat berimbas pada dampak psikis orang lain.
Namun yang terpenting saat ini adalah kita tidak hanya sebatas berpikir sebelum bertindak, berpikir sebelum bicara, berpikir sebelum melangkah namun bertambah menjadi berpikir sebelum menekan tombol posting di media sosial.