Mohon tunggu...
Luzian pratama
Luzian pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - #PandanganSosial #SeputarMasyarakat

Cuma menulis yang patut ditulis, dibaca syukur, kalau tidak dibaca harus baca dulu. Hehe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lonte dan Potret Masyarakat Kita

5 November 2021   21:04 Diperbarui: 5 November 2021   21:04 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pula kisah menarik dari seorang perempuan yang disebut lonte di belahan benua lain, mantan film porno ternama di Italia, Cicciolina mencalonkan diri menjadi anggota parlemen di Roma. Dengan modal keindahan tubuh yang dia miliki, Cicciolina menyampaikan pidato menohok di hadapan publik, "Buah dadaku tidak akan melukai siapa pun, tapi peperangan Bin Laden membuat ribuan orang jadi korban," kata Cicciliona.

Cicciolina atau yang bernama lain Ilona Staler itu berhasil duduk dua kali sebagai anggota parlemen. Dia  (Cicciolina) juga mendirikan sebuah partai bernama Party Of Love bersama bintang porno lainnya. Cicciolina di kalangan para pendukungnya dinilai sebagai seorang pejuang hak-hak kaum perempuan dan kebebasan. Meskipun dia juga dinilai kontroversial oleh banyak orang.

Kita kesampingkan sejenak soal sebutan, penilaian tentang mereka  dan kisah-kisah yang terjadi di kalangan perempuan disebut lonte itu. Boleh saja kita memberi stempel negatif dan menghakimi perbuatan mereka. Tapi kita sering lupa bertanya bagaimana dan mengapa mereka lahir?.

Ada banyak perempuan dengan label serupa berada di sekeliling kita. Kepada merekalah label perempuan hina itu kita sematkan. Bahkan, kesalahan yang terjadi di rumah kita tak jarang dinisbatkan kepada perempuan yang kita sebut lonte itu. Sebagaimana narasi yang dilantunkan oleh kaum intelektual, "maraknya perbuatan asusila di kalangan remaja, karena kebanyakan nonton pornografi". 

Sudah barang tentu dalam adegan porno itu, perempuan berlabel "lonte"lah yang jadi pemeran utamanya. Dan memang dalam siklus kehidupan, sudah sangat lazim selalu mencari kambing hitam; siapa yang harus disalahkan. Maka maraknya perbuatan asusila pada remaja, bisa dikatakan "lonte"lah kambing hitamnya.

Dalam sebuah sinema karya Giuseppe Tornatore bercerita tentang perjalanan seorang perempuan menjadi lonte. Perempuan itu dalam perannya bernama Malena, sekaligus diabadikan menjadi judul sinema itu. 

Nama aslinya adalah Monica Belucci. Dia memiliki paras dan tubuh nan indah, sehingga dari kaum muda sampai ke yang tua terpikat dengan tubuh Malena. Semua pria yang bertemu dengannya, mencari kesempatan untuk meniduri Malena.

Malena disandingkan dengan seorang pria bernama Nino Scordia. Suaminya itu terpaksa dia lepas karena wajib militer. Dalam kesendirian itu, diam-diam seorang pemuda belia bernama Renato Amorroso menaruh hati karena kemolekan Malena. 

Sampai suatu waktu kecantikan itu menyeret Malena ke meja pengadilan. Malena dituduh telah berhubungan intim dengan suami orang. Sehingga kejadian itu membuat Malena menyewa seorang pengacara, akan tetapi dia tak memiliki cukup uang. Pengacara pun memberikan solusi, Malena bisa membayar jasanya dengan syarat tidur bersamanya.

Mau tak mau Malena harus membayarnya. Akibat kejadian itu, Malena juga dipandang buruk oleh ayahnya sendiri dan Renato yang menyukai Malena. Setelah itu, Italia digempur Jerman dan berhasil diduduki. Alhasil ayah Malena tewas dalam peristiwa itu dan Malena tinggal seorang diri tanpa memiliki uang untuk makan. 

Bermula dari kejadian dengan pengacara itulah, Malena, setelah daerahnya diduduki Jerman mulai menjadi perempuan nakal. Untuk makan dia harus membayar dengan tubuhnya. Ia relakan tubuh moleknya dijamah tentara Jerman, bahkan juga pria pribumi. Renato, pemuda belia yang menyukai Malena pun kecewa. Tapi ia juga paham, bahwa Malena melakukannya hanyalah untuk makan, tidak lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun