Mohon tunggu...
Luzen
Luzen Mohon Tunggu... -

Luzen

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Saya Tidak Mau Punya Anak

20 Agustus 2015   10:51 Diperbarui: 2 November 2015   14:55 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya, ini adalah sindiran yang lucu. Saya bingung, maksudnya egois itu apa? Egois itu setahu saya mau enak sendiri dan tak peduli pada orang lain serta cenderung menyusahkan atau merugikan orang lain. Nah, lalu? Saya egois pada siapa? Pada anak yang tak pernah ada? Pada orang tua2 lain karena saya tidak mau repot mengurus anak seperti mereka? Lha kan itu bukan anak saya? Kenapa saya harus ikut repot? Pada orang tua yang mengharapkan cucu untuk mainan dan dipamerkan? Untuk hal ini, saya harap para orang tua bisa menghargai keputusan anaknya yang tak mau punya anak. Jangan terus berusaha mengatur dan mencap anak durhaka karena tidak sepaham dengan orangtuanya. Sudah cukup orang tua memaksa anaknya lahir ke  dunia. Jangan juga memaksanya hidup sesuai keinginan orangtuanya. Lagi pula yang mengurus anaknya nanti bukanlah kakek neneknya, tapi itu jadi tanggung jawab orang tuanya. Mereka harus legowo menerima apapun keputusan anaknya. 

Sekarang coba lihat anak2 jalanan, anak2 panti asuhan, anak2 miskin, dan anak2 broken home. Bandingkan pada saya yang peduli pada ancaman overpopulasi. Lebih egois mana menurut Anda? Masih saya? 

 

Saya  Dianggap Payah karena Tidak Bisa Melanjutkan Keturunan

Ini juga lucu. Manusia seperti saya itu buaaanyak lho. Saya bukan keturunan badak bercula satu yang langka dan patut dilestarikan. Saya adalah jenis manusia yang jumlahnya buanyak di bumi ini.  Saya justru melihat diskriminasi pada manusia-manusia yang menjaga kemurnian ras nya agar tidak bercampur dengan ras lain. Saya tidak mengeksklusifkan keluarga saya sebagai ras unggulan yang patut dilestarikan keturunannya. Saya sama seperti Anda semua, saya manusia biasa bermata dua, berkaki, tangan, telinga dua, berhidung satu dan bisa bicara.

 

Anak dijadikan Investasi di Hari Tua

Kebanyakan alasan orang ingin punya anak adalah agar ada yang mengurus mereka di hari tua. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Hanya saja, bagi saya pribadi, saya tidak ingin menyusahkan anak saya. Dan saya melihat banyak pilihan dalam hidup. Bagi saya anak bukan jaminan bahwa masa tuamu bahagia. Hidup itu misteri, seperti orang tua Ade Sara yang lkhlas luar biasa. Mereka kehilangan anak semata wayangnya saat sudah dewasa dan akan menyelesaikan kuliahnya. Ada juga anak-anak yang mencampakkan orang tuanya. Banyak hal tak terduga yang bisa terjadi dan melihat hal ini saya semakin mantab bahwa anak bukanlah jaminan bagi saya.

Banyak anak yang mengirimkan orang tuanya ke panti jompo dan dicap egois. Padahal menurut saya. Panti jompo yang bagus adalah tempat yang sehat bagi para lansia. Lebih baik mereka berkumpul dengan teman sebaya dan "nyambung", daripada hidup terasing di rumah anak. Ya, ada banyak pilihan lain memang. Biaya yang orang lain keluarkan untuk mengurus anak sampai kuliah bisa saya tabung untuk investasi hari tua. Anda bisa sewa perawat atau bergabung di komunitas2 semacam golden girl yang saya prediksikan akan mulai muncul didekade-dekade mendatang. Ya, saya melihat hidup yang memberikan banyak pilihan. 

 

Tidak Semua Orang Terpanggil untuk Menjadi Ibu dan Ayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun