Mohon tunggu...
Palopo Today
Palopo Today Mohon Tunggu... -

Informasi Hari Ini, \r\nBaca Sekarang..!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Longsor Poros Palopo-Toraja Renggut Sembilan Nyawa

9 November 2009   21:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:23 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="Tampak evakuasi korban longsor di Battang (foto:asdhar)"][/caption]

PALOPO – Bencana tanah longsor kembali terjadi. Kali ini, di poros Palopo – Toraja tepatnya lingkungan Tanete, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 21.00 Wita 8  Nopember di saat sebagian warga sedang berisitrahat.

Hingga pukul 20.00 Wita tadi malam, dilaporkan jumlah korban tewas yang sudah berhasil dievakuasi mencapai sembilan orang, sementara lima warga lainnya masih dinyatakan hilang, sementara tim penanggulangan bencana masih melakukan penyisiran disekitar lokasi bencana.

Penyisiran tersebut dilakukan oleh petugas gabungan dari tim Rescue Satuan Pemadam Kebakaran Kota Palopo, anggota Tni dan Polri serta bantuan dari masyarakat setempat. Bahkan, penyisiran dilakukan di sepanjang jalur sungai Bambalu. Pasalnya, diduga sebagian korban hanyut terbawa air bah yang menyebabkan longsor dilokasi tersebut.

Ketua Tim Penanggulangan bencana Kota Palopo Letkol Inf Dede Indrazat mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pencarian korban yang masih dinyatakan hilang. Menurutnya, pihaknya membagi dua tim untuk melakukan pencarian tersebut.

Jadi kami membagi dua tim untuk melakukan pencarian, yakni satu tim melakukan pencarian disekitar titik longsor, dan tim lainnya melakukan penyisiran disepanjang tepi sungai Bambalu,” ujar Dede, di lokasi bencana, kemarin.

Dia menambahkan, pihaknya telah mendapatkan bantuan satu unit alat berat dari pemerintah Kota palopo untuk membantu menyingkirkan material timbunan tanah yang menutup sepanjang jalan menuju lokasi yang diduga korban tertimbun.

Jadi, kami kesulitan melakukan evakuasi, karena medan yang harus ditempuh untuk menuju ke lokasi yang banyak korban tewas terhalangi oleh longsor, sehingga kami harus menempuh jalur lain yakni dengan melalintasi hutan disekitar lokasi itu,” ujar Dede.

Dia mengatakan sesuai hasil pencarian yang dilakukan sehari, kemarin, pihaknya telah menemukan sembilan orang dalam kondisi tewas. Empat diantaranya ditemukan tertimbun oleh material longsor, keempat korban tersebut yakni A Lama, 40, Radipa, 35, Samsir,25, Ismail,18. Sementara lima korban lainnya ditemukan hanyut terbawa arus sungai Bambalu yakni Basrah, 13, Oddang,11, Ramuna,58, Nuri,60, dan Isman,20.

Sebagian besar korban tewas yang ditemukan disepanjang sungai Bambalu ditemukan terseret hingga 15 kilometer dari lokasi bencana, dan kami masih terus melakukan penyisiran guna mengantisipasi masih adanya korban yang terseret arus sungai,” ujar Dede.

Selain korban tewas, juga terdapat sebanyak 13 orang yang terluka akibat bencana tersebut. Sebagian besar korban luka saat ini sudah mendapatkan perawtan di RSUD Sawerigading Palopo. Menurut data Tim penanggulangan bencana Kota Palopo, longsor terjadi di 51 titik, yang menyebabkan rumah rusak akibat tertimbun dan hanyut terbawa arus sungai sebanyak 20 unit.

Informasi yang dihimpun dari korban selamat menyebutkan, bencana tersebut terjadi secara tiba tiba tiba. Warga sebagian besar sudah dalam keadaan terlelap karena hujan yang mengguyur daerah tersebut sejak pukul 18.00 Wita.

Salah seorang warga Sumardi, 30 mengatakan dirinya saat itu sedang asik menonton televisi disamping anggota keluarganya yang sedang terlelap. Dia mengaku sesaat sebelum kejadian, dirinya mencium bau tanah yang sangat pekat. “Saya sudah curiga akan terjadi longsor, sebab saya mencium bau tanah sebelum kejadian, namun baru saja saya membangunkan anak serta istri saya untuk waspada, tiba tiba suara seperti ledakan terdengar disusul suara gemuruh,” ujarnya.

Dia mengatakan saat itu tidak lagi memperhatikan anggota keluarganya, karena dirinya sendiri terpental hingga keluar rumah.

Kondisi longsor juga mengakibatkan jalan poros Toraja-Palopo mengalami kerusakan parah. bahkan di kilometer 23, sebagian badan jalan ambalas hingga hanya tersisa sekitar 1 meter saja badan jalan dan sangat rawan untuk dilalui kendaraan.

Mengungsi

Sementara itu, Walikota Palopo HPA Tenriadjeng menjelaskan saat ini pihaknya telah membuka posko bencana dan posko logistik di kilometer sembilan poros Palopo-Toraja. Menurutnya, dititik tersebut pihaknya memusatkan evakuasi warga selamat untuk diungsikan sementara.

Menurutnya, saat ini jumlah warga yang mengungsi di posko bencana mencapai 300 orang.. Jumlah warga tersebut berasal dari tiga wilayah yang rawan terkena longsor susulan. Tenriadjeng menegaskan hingga kini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi untuk segera memberikan bantuan logistik atau lainnya. “Kami juga sudah menyurat ke pusat, agar bantuan segera diturunkan," ujarnya.

Meskipun telah disediakan lokasi pengungsian oleh pemerintah kota Palopo, namun menurut informasi yang dihimpun, sejumlah warga yang tinggal dilokasi longsor masih ada yang bertahan dan enggan diungsikan. Pasalnya, mereka lebih memilih tinggal dirumah mereka untuk menjaga harta benda mereka yang masih selamat.

“Setahu saya masih banyak warga yang tidak mau mengungsi, karena mereka memilih tinggal dirumah mereka untuk menjaga harta bendanya,” ujar Nurik Efendi, 29 salah seorang warga yang ikut mengungsi.

Dua Proyek di Bambalu Terancam

Sementara itu, akibat bencana longsor yang terjadi di Kelurahan batang Barat tersebut, dua proyek yang berlokasi di kawasan Sungai Bambalu terancam kelanjutannya. Pasalnya, kondisi sungai disekitar proyek tersebut rusak parah.

Kedua proyek tersebut yakni proyek pembangunan instalasi air bersih untuk PDAM Kota Palopo, dan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Bahkan, sehari sebelum bencana longsor terjadi, Pemerintah Kota Palopo dan pelaksana Proyek PLTMH tersebut sudah menggelar selamatan dilokasi proyek sebagai tanda akan dimulainya pengerjaan proyek tersebut.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kota Palopo Amang Usman mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi ulang tentang kelayakan kelanjutan proyek PLTMH tersebut. Menurutnya, jika kondisi kerusakan tergolong parah maka pihaknya kemungkinan akan memindahkan lokasi proyek ke tempat yang lebih baik.

Sementara itu, Anggota DPRD Palopo Henry Galib meminta Pemerintah Kota Palopo agar mempertimbangkan kembali kelanjutan pembangunan dua proyek tersebut. Pasalnya, lokasi pelaksanaan proyek sudah dinilai tidak layak kondisinya untuk tetap dipertahankan.

Selain dua proyek tersebut yang terancam, lokasi wisata permadian Bambalu yang terletak di kilometer 21 Poros Toraja-Palopo juga mengalami kerusakan parah.(asdhar/asa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun