Latihan fisik yang dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip dasar latihan fisik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap tubuh, yaitu terjadinya peningkatan kualitas fisik. adapun perubahan-perubahan yang dimaksud, terdiri dari perubahan kardiorespirasi yang meliputi perubahan cardiac out-put, perubahan stroke volume, perubahan denyut jantung (denyut nadi) dan perubahan tekanan darah.
1. Perubahan cardiac out-put.
Cardiac out-put adalah sejumlah darah yang keluar per menit dari jantung, khususnya dari vertikel kiri. Kelihatan sedikit perbedaan cardiac out-put antara orang terlatih dan tidak, dengan rata-rata nilai diantara 5 sampai 6 liter/menit. Maksimal cardiak out-put pada laki-laki yang terlatih bisa mencapai nilai lebih 30 liter/ menit. Ini menggambarkan 5 sampai 6 kali lebih meningkat pada keadaan istirahat.
2. Perubahan Stroke Volume (Volume sekuncup)
Stroke volume adalah sejumlah darah yang dipompa jantung per denyut. Stroke volume meningkat dengan cepat dari istirahat sampai latihan sub maksimal, tetapi tidak ada peningkatan dari latihan sub maksimal ke latihan maksimal.Stroke volume menjadi maksimal pada beban sub maksimal jika VO hanya sekitar 40% dari maksimum. Ini berlaku untuk orang yang terlatih dan tidak terlatih baik laki-laki maupun perempuan.
Stroke volume dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel, hal ini sesuai dengan hukum Frank starling. Hukum ini menyatakan bertambah banyak pengisian jantung selama diastole mengakibatkan lebih banyak pula darah yang dipompa ke dalam aorta, dengan kata lain dalam batas-batas fisiologis jantung aka memompakan semua darah yang masuk kedalam ventrikel tanpa menimbulkan penumpukan di vena
Pada saat istirahat, stroke volume pada laki-laki yang tidak terlatih rata-rata di antara 70-90 ml/denyut dengan nilai maksimal besarnya diantara 100-120 ml/denyut, Untuk laki-laki yang terlatih pada waktu istirahat maksimal nilai tertinggi rata-rata sekitar 100-120 ml dan 150-170 ml/denyut, sedangkan untuk atlet daya tahan laki-laki yang sudah terlatih dinyatakan mencapai atau melebihi 200 ml/denyut
3. Denyut jantung
Denyut jantung berasal dari kontraksi otot jantung dimulai oleh peristiwa listrik (action potensial) ke peristiwa mekanik, yang berasal dari jaringan khusus S.A Node (Cardiac Cunduction System) dan menjalar melalui cardiac conduction system ini keseluruh bagian myocardium. Struktur sistem tersebut adalah Sino atrial Node (S A Node) yang disebut juga dengan pace maker, Atrioventricular Node (AV Node) (Guyton, 1996).
Denyut jantung adalah debaran suara jantung yang menjalar sampai keujung pembuluh darah arteri yang ditentukan oleh tahanan dan tekanan darah. Pengaturan denyut jantung dan kekuatannya diatur oleh syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis, syaraf simpatis berfungsi untuk menambah kecepatan dan kekuatan kontraksi otot jantung. Sedangkan syaraf parasimpatis berfungsi untuk memperlambat kontraksi otot jantung. Apabila cepat, kuat atau lambat kontraksi oto jantung, akan mempengaruhi kadar darah yang diedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Fox, 1993).
Denyut jantung ini dibedakan menjadi dua antara lain:
1. Denyut jantung istirahat.
Brooks (1984) mengatakan, denyut yang baik dalam keadaan istirahat bisa berdenyut lebih lambat, sehingga menyebebkan lebih panjangnya waktu diastole jantung, sehingga jantung memompakan darah lebih banyak.
2. Denyut jantung maksimal.
Frekuensi denyut nadi maksimal merupakan denyut nadi maksimal pada waktu melakukan kerja maksimal. Bompa (1994) mengatakan, bahwa maksimum heart rate diartikan sebagai denyut nadi maksimum yang dicapai dalam penampilan atau performanya.