Jantung adalah otot berongga yang terletak di rongga dada dan terlindungi dengan baik dari tulang di sekitarnya. Jantung mulai  memompa sekitar 13.500 liter darah setiap hari, berdetak rata-rata 70 kali per menit. (Yulinar, 2018). Sistem kardiovaskular juga dikenal sebagai sistem peredaran darah. Sistem kardiovaskular dirancang untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Seseorang dengan tingkat daya tahan kardiovaskuler yang baik mampu melakukan aktivitas secara optimal tanpa kelelahan yang berarti hasil yang diperoleh juga baik.Â
Kemampuan seseorang untuk secara efektif menggunakan sistem sirkulasi jantung berasal dari efisiensi kerja yang dilakukan terus menerus, yang melibatkan sejumlah besar kontraksi otot besar dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencapai tingkat daya tahan kardiovaskular yang baik, olahraga teratur sangat penting (Andika Ridwan, 2017).
American College of Cardiology merekomendasikan setidaknya 30 menit latihan setiap hari untuk mengurangi risiko terjadinnya atau kardiovaskular. Beberapa studi menjelaskan bahwa latihan aerobik meningkatkan fungsi kardiovaskular. Hal ini berlaku tidak hanya pada subyek sehat tanpa faktor risiko tetapi juga pada orang tua dan mereka yang memiliki faktor risiko. (Saeid & Ismail, 2012).
Metabolisme dan Kerja Jantung
Seperti otot rangka, otot jantung menggunakan energi kimia untuk berkontraksi. Energi ini terutama berasal dari metabolisme asam. Jumlah nutrisi dalam lemak yang lebih sedikit dimetabolisme, terutama laktat dan glukosa. Dalam kontraksi jantung, sebagian besar adalah energi kimia. Dikonversi menjadi panas dan sejumlah kecil pekerjaan. Rasio energi yang dilepaskan terhadap energi kimia disebut efisiensi sistolik dan biasanya antara 20-25% (Syaifuddin, 2012).Â
Mengenai metabolisme pada jantung sistem aerobik yang membutuhkan oksigen dan berkaitan erat dengan aktivitas metabolisme. Pada kondisi dasar, konsumsi oksigen jantung adalah 7-10 ml/100 g miokardium/menit. Jika jantung mendapat oksigen selama beberapa menit, aktivitas mekanis berhenti. Jika aktivitas meningkat, seperti kerja berat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat, yang hanya dapat diperoleh dengan meningkatkan aliran darah koroner.Â
Konsumsi oksigen jantung terutama ditentukan oleh tekanan intramyocardial yaitu tekanan dan volume sistolik, dan jika terlalu besar akan meningkatkan tekanan intramyocardial (Syaifuddin, 2012). Normalnya, serabut saraf simpatis yang menuju ke jantung terus menerus distimulasi dengan frekuensi rendah untuk mempertahankan kontraktilitas ventrikel sekitar 20%. Stimulasi parasimpatis maksimal jantung mengurangi kontraktilitas ventrikel sekitar 30%. Efek parasimpatis relatif kecil dibandingkan dengan efek simpatis (Syaifuddin, 2012).
Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Jantung
Latihan fisik yang dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip dasar latihan fisik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap tubuh, yaitu terjadinya peningkatan kualitas fisik. adapun perubahan-perubahan yang dimaksud, terdiri dari perubahan kardiorespirasi yang meliputi perubahan cardiac out-put, perubahan stroke volume, perubahan denyut jantung (denyut nadi) dan perubahan tekanan darah.
1. Perubahan cardiac out-put.
Cardiac out-put adalah sejumlah darah yang keluar per menit dari jantung, khususnya dari vertikel kiri. Kelihatan sedikit perbedaan cardiac out-put antara orang terlatih dan tidak, dengan rata-rata nilai diantara 5 sampai 6 liter/menit. Maksimal cardiak out-put pada laki-laki yang terlatih bisa mencapai nilai lebih 30 liter/ menit. Ini menggambarkan 5 sampai 6 kali lebih meningkat pada keadaan istirahat.
2. Perubahan Stroke Volume (Volume sekuncup)
Stroke volume adalah sejumlah darah yang dipompa jantung per denyut. Stroke volume meningkat dengan cepat dari istirahat sampai latihan sub maksimal, tetapi tidak ada peningkatan dari latihan sub maksimal ke latihan maksimal.Stroke volume menjadi maksimal pada beban sub maksimal jika VO hanya sekitar 40% dari maksimum. Ini berlaku untuk orang yang terlatih dan tidak terlatih baik laki-laki maupun perempuan.
Stroke volume dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel, hal ini sesuai dengan hukum Frank starling. Hukum ini menyatakan bertambah banyak pengisian jantung selama diastole mengakibatkan lebih banyak pula darah yang dipompa ke dalam aorta, dengan kata lain dalam batas-batas fisiologis jantung aka memompakan semua darah yang masuk kedalam ventrikel tanpa menimbulkan penumpukan di vena
Pada saat istirahat, stroke volume pada laki-laki yang tidak terlatih rata-rata di antara 70-90 ml/denyut dengan nilai maksimal besarnya diantara 100-120 ml/denyut, Untuk laki-laki yang terlatih pada waktu istirahat maksimal nilai tertinggi rata-rata sekitar 100-120 ml dan 150-170 ml/denyut, sedangkan untuk atlet daya tahan laki-laki yang sudah terlatih dinyatakan mencapai atau melebihi 200 ml/denyut
3. Denyut jantung
Denyut jantung berasal dari kontraksi otot jantung dimulai oleh peristiwa listrik (action potensial) ke peristiwa mekanik, yang berasal dari jaringan khusus S.A Node (Cardiac Cunduction System) dan menjalar melalui cardiac conduction system ini keseluruh bagian myocardium. Struktur sistem tersebut adalah Sino atrial Node (S A Node) yang disebut juga dengan pace maker, Atrioventricular Node (AV Node) (Guyton, 1996).
Denyut jantung adalah debaran suara jantung yang menjalar sampai keujung pembuluh darah arteri yang ditentukan oleh tahanan dan tekanan darah. Pengaturan denyut jantung dan kekuatannya diatur oleh syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis, syaraf simpatis berfungsi untuk menambah kecepatan dan kekuatan kontraksi otot jantung. Sedangkan syaraf parasimpatis berfungsi untuk memperlambat kontraksi otot jantung. Apabila cepat, kuat atau lambat kontraksi oto jantung, akan mempengaruhi kadar darah yang diedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Fox, 1993).
Denyut jantung ini dibedakan menjadi dua antara lain:
1. Denyut jantung istirahat.
Brooks (1984) mengatakan, denyut yang baik dalam keadaan istirahat bisa berdenyut lebih lambat, sehingga menyebebkan lebih panjangnya waktu diastole jantung, sehingga jantung memompakan darah lebih banyak.
2. Denyut jantung maksimal.
Frekuensi denyut nadi maksimal merupakan denyut nadi maksimal pada waktu melakukan kerja maksimal. Bompa (1994) mengatakan, bahwa maksimum heart rate diartikan sebagai denyut nadi maksimum yang dicapai dalam penampilan atau performanya.
4. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah darah yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah. Darah yang mengalir dari ventrikel kiri dalam jantung ke aorta (terutama arteri pada sirkulasi sistemik), karena tekanan kontraksi ventrikel lebih kuat dibandingkan dalam aorta. Ada dua macam tekanan darah menurut Fox (1993): tekanan darah yang tinggi disebut tekanan sistole dan rendah disebut diastole.
Tekanan darah meningkat selama latihan karena darah mengalir mungkin untuk mempertahankan daerah yang penting seperti jantung dan otak, tekanan darah sistole meningkat dan cardiac out-put meningkat (Brooks, 1984). Selanjutnya Strouss (1997) menambahkan, selama latihan dinamis yang meliputi kelompok otot skelet yang besar, dimana besarnya tergantung pada pemasukan oksigen pada peningkatan kebutuhan metabolisme kontraksi otot.Â
Tipe aktivitas dalam meningkatkan cardiac out put yang tinggi. heart rate dan stroke volume, secara relatif perubahan sedikit dalam rata-rata tekanan arteri. Tekanan sistole meningkat, tetapi tekanan diastole tidak berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H