Ketiga, saya pikir adanya regulasi untuk mewajibkan setiap klub memiliki pemain usia 23 tahun sangat bagus dan memang harus dilaksanakan jika kita ingin melihat prestasi tim nasional yang lebih mentereng di masa mendatang. Yang perlu digarisbawahi adalah, jangan sampai adanya regulasi itu mematikan nasib pemain senior yang sudah berusia 35 tahun ke atas.
 Sampai tulisan ini saya buat, saya masih belum menemukan liga-liga top Eropa seperti Inggris, Italia, dan Spanyol yang melarang pemain seniornya untuk merumput dengan alasan regenerasi. Biarkan mereka para pemain senior tetap bermain dan jangan dibatasi jumlah serta usianya, karena toh keberadaan mereka juga sangat berguna sebagai pembimbing bagi bibit-bibit muda di setiap tim. Apalagi kebanyakan dari mereka juga hanya mengandalkan kehidupan dari bermain sepak bola.
Keempat, sampai saat ini saya belum menemukan esensi diberlakukannya pemain dengan status marquee player di Indonesia selain untuk ajang pamer semata. Bagaimana tidak, regulasinya kan setiap klub hanya boleh memainkan 3 pemain asing, tetapi bagi kesebelasan yang mampu membeli pemain dengan status marquee player bisa menambahkan 1 pemain asing lagi. Justru yang terjadi adalah ketimpangan antar klub, karena mereka yang hanya mampu membeli 3 pemain asing berbeda kekuatan dengan yang sanggup menggaji 3 pemain asing plus 1 pemain asing marquee player.
Saya lebih sepakat, jika PSSI tetap ingin mengijinkan klub membeli pemain asing "bintang" maka formasinya tetap disamakan dengan yang lainnya yakni 3 pemain asing, bukan 3 plus 1. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa adanya pemain asing menambah menarik suasana pertandingan, tetapi juga jangan sampai aturannya mendiskreditkan pihak klub.
 Harapan kita semua tentu kompetisi 2018 nanti dan seterusnya akan jauh lebih menarik, tetap mengedepankan prinsip-prinsip fair play, serta lebih matang dari segi manajemen kompetisi dan sumber daya manusianya agar prospek jangka panjang untuk membentuk sebuah tim nasional menjadi macan asia dan dunia dapat segera terwujud. Bukan saatnya lagi kita sibuk memperdebatkan mafia sepak bola yang dulu sempat berkeliaran, tetapi mari kita bersama-sama bersatu membentuk kekuatan besar demi Garuda di dada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H