Mohon tunggu...
Luthfy Avian Ananda
Luthfy Avian Ananda Mohon Tunggu... Penulis - Kuli Tinta

Pernah belajar di Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ironi Stadion Olahraga yang Rusak Karena Konser

7 Mei 2017   06:49 Diperbarui: 7 Mei 2017   10:48 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola dan cabang olahraga lainnya selalu memiliki prestise tersendiri di mata pelaku dan penggemarnya. Rasa memiliki, cinta negeri, dan daerah biasanya menjadi alasan klasik mengapa penonton dan olahragawan seakan rela mati di medan pertandingan demi sebuah mahkota.

            Khusus untuk sepakbola, Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu negara di dunia dengan animo penonton paling tinggi. Tidak heran jika dalam setiap pertandingan klub daerah maupun timnas tidak pernah ada cerita stadion sepi supporter. Hujan maupun panas tidak ada dalam kamus mereka karena bukan menjadi penghalang utama untuk mendukung tim kebanggaan..

            Kentalnya gengsi kedaerahan di lingkungan penggemar sepakbola Rembang cukup bisa dimaklumi, alasannya karena keberadaan Kabupaten penghasil garam ini berdekatan dengan daerah lainnya sesama Jawa Tengah yang juga ikut turun dalam kasta liga yang sama. Maka wajar apabila rakyat Rembang ingin PSIR berprestasi demi bisa menjaga gengsi dari daerah tetangga lainnya.

            Jer basuki mawa bea, sebuah peribahasa dalam Bahasa Jawa yang berarti untuk mencapai kebahagiaan, maka diperlukan adanya pengorbanan. Pengorbanan ini juga bisa diartikan lagi menjadi banyak hal, baik itu pengorbanan dalam bentuk fisik, maupun materi. Dengan demikian jika ingin meraih prestasi tetapi tidak ada pengorbanan materi yang dikeluarkan, tentu akan sangat sulit, walaupun kemungkinan untuk berhasil tetap ada.

            Akhir-akhir ini kita sering disuguhi oleh perdebatan tentang pergeseran fungsi sarana dan prasarana olahraga, yang dalam hal pembahasan tulisan saya ini adalah stadion sepakbola. Pada hakikatnya, keberadaan stadion secara lazim difungsikan untuk olahraga seperti sepakbola maupun cabang lainnya. Namun dalam perkembangannya, tidak sedikit juga yang menjadikan stadion sebagai lokasi untuk kegiatan lain seperti konser musik, kampanye, dan lain sebagainya.

            Pergeseran fungsi stadion ini terkadang menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat dan pemerintah karena pertama dampak yang ditimbulkan terhadap fasilitas itu sendiri, dan yang kedua adalah terganggunya kepentingan kelompok tertentu, jika dikaitkan dalam kasus ini, biasanya yang paling merasa terganggu tentunya adalah klub sepakbola beserta penggemarnya.

            Dampak pertama yang ditimbulkan, terutama jika stadion digunakan untuk konser musik atau kegiatan serupa lainnya yang mendatangkan banyak masa biasanya adalah rusaknya rumput, dan fasilitas pendukung lain seperti pagar, pintu gerbang dan lainnya. Rumput menjadi salah satu sektor yang rawan rusak karena tidak didesain untuk menampung beban yang terlampau besar. Padahal pertunjukan musik atau kampanye selalu menggunakan panggung cukup besar dan masih ditambah dengan kehadiran banyak pengunjung yang menginjak-injak rumput lapangan.

            Efek buruk selanjutnya yang muncul tentu saja kepentingan kelompok atau pihak lainnya yang terganggu. Padahal sesungguhnya, kelompok yang kepentingannya diganggu akibat terjadi pergeseran fungsi stadion itulah yang sesungguhnya lebih berhak dan membutuhkan untuk memakai lapangan sepakbola. Kelompok yang paling dirugikan ini adalah klub sepakbola, kemudian penonton dari kalangan masyarakat.

            Di Indonesia, kasus semacam itu pernah terjadi pada tahun 2015 saat boy band terkenal asal Inggris, one direction menggelar konser di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Banyak pihak terutama dari kaum pecinta sepakbola yang mekecam kegiatan tersebut karena diselenggarakan dua hari sebelum Tim Nasional U-23 melakukan kualifikasi Piala Asia 2016. Penolakan tersebut berbuntut munculnya tagar ( tanda pagar ) #OneDirectionJancuk di media sosial Twitter.

            Stadion Krida di Kabupaten Rembang yang notabene menjadi markas tim PSIR Rembang juga tidak lepas dari target lokasi konser. Lapangan berkapasitas sekitar 10.000 penonton itu menjadi tempat perhelatan malam pergantian tahun baru 2016 lalu yang menghadirkan salah satu band ternama di tanah air. Sehari setelah konser, kondisi lapangan menjadi tidak karuan karena terjadi kerusakan parah di bagian rumput dan tidak memungkinkan untuk digunakan pertandingan sepakbola. Beruntung, pada saat itu PSIR sedang tidak dalam masa kompetisi.

            Sekarang, kasus yang sama kembali muncul, kejadian yang berawal dari tersebarnya surat edaran mengenai rencana penyelenggaraan konser musik di lokasi yang sama kemudian memancing amarah dari suporter dan masyarakat lokal Rembang. Mereka berusaha untuk mengingatkan Pemerintah Kabupaten kejadian akhir tahun 2015 lalu agar pihak Pemkab tidak mengulangi kecerobohannya dengan memberikan izin kegiatan kepada penyelenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun