Mohon tunggu...
Luthfy Avian Ananda
Luthfy Avian Ananda Mohon Tunggu... Penulis - Kuli Tinta

Pernah belajar di Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini Masa Kini: Emansipasi, Prestasi, dan Eksploitasi

21 April 2016   09:56 Diperbarui: 21 April 2016   10:09 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sendiri kebetulan hidup dan dibesarkan oleh keluarga tidak mempunyai aturan atau ketentuan tertentu yang melarang seorang perempuan yang sudah mempunyai status sebagai ibu rumah tangga untuk keluar mengenyam pendidikan ataupun berkegiatan positif lainnya termasuk bekerja meskipun suami mereka juga sudah mempunyai pekerjaan yang tetap. Dalam kehidupan keluarga besar saya bahkan dianjurkan agar suami istri kalau bisa harus sama-sama mempunyai pekerjaan di luar rumah berapapun pendapatannya dan apapun pekerjaannya selama itu halal dan bisa berdampak baik bagi kehidupan rumah tangga. Kebiasaan ini menurut hemat saya juga sangat baik dan mendidik karena hal itu merupakan wujud nyata bahwa cita-cita dari pahlawan emansipasi wanita yang perjuangannya sama-sama kita bahas dalam tulisan ini benar-benar sudah direalisasikan oleh kaum perempuan masa kini. Kesadaran untuk menuntut ilmu di jenjang pendidikan tinggi dan berkarir sudah cukup tinggi khususnya di Indonesia. Pada tingkat pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif sudah cukup banyak kita temui tokoh-tokoh wakil kaum perempuan Indonesia yang menduduki jabatan strategis.

Demi mencapai harapan agar perempuan Indonesia punya tempat untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan berbagai kebijakan publik di lembaga legislatif, maka dibuatlah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif yang memerintahkan partai politik untu memberikan kuota minimal 30 persen perempuan dalam daftar calon anggota legislatif, penerapan Undang-Undang tersebut sudah mulai berlaku sejak Pemilihan Umum Tahun 2014 yang lalu. Meskipun secara umum dalam praktiknya belum berjalan secara maksimal, tetapi keberadaan produk hukum tersebut telah mampu memberikan kepastian bahwa suara perempuan tetap dibutuhkan oleh negara, sehingga tidak hanya kutipan “di balik laki-laki yang sukses, selalu ada wanita hebat” saja yang berlaku, tetapi juga “di balik negara yang maju, terdapat perempuan-perempuan terbaik yang mampu memberikan sumbangsih nyata bagi Republik Indonesia”. Keterwakilan kaum hawa di jajaran kursi pemerintahan dalam negeri memberikan angin segar bagi mereka semua yang selama ini menjadi pihak yang paling dominan mendapatkan perlakuan yang sangat diskriminatif, sekaligus membuktikan bahwa emansipasi wanita itu tidak hanya berhenti pada cita-cita semata, namun telah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Susi Pudjiastuti adalah superwoman di bidang kelautan Indonesia saat ini, oleh karena itu beliau sukses mendapatkan amanah mulia dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk duduk di posisi Menteri Kelautan dan Perikanan. Dalam lingkup parlemen kita sudah sama-sama tahu bahwa Rieke Diah Pitaloka, mantan artis yang pernah berperan menjadi ‘Oneng’ dalam acara sitkom pada sebuah stasiun televisi swasta adalah tokoh yang sangat vokal dalam menyuarakan aspirasi publik, menjadi oase sekaligus srikandi yang menyelamatkan kondisi sosial dan psikologis wanita tanah air yang sempat lama mengalami masa-masa sulit. Bidang hukum melalui salah satu lembaga negara yang sejauh ini cukup ‘galak’ terhadap para koruptor, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi juga memberikan kepercayaan kepada Basaria Panjaitan untuk menempati posisi sebagai Wakil Ketua sekaligus satu-satunya perempuan dalam daftar nama pimpinan KPK saat ini.

Prestasi tokoh-tokoh di atas hanya mewakili sedikit dari sekian banyak wanita ibu pertiwi yang mempunyai prestasi cukup mentereng, di luar sana, mungkin termasuk mereka yang sama sekali belum disentuh oleh media sehingga tidak banyak orang yang tahu pasti juga jauh lebih berlipat ganda nama-nama yang mempunyai prestasi pada bidangnya masing-masing. Sekali lagi, citra wanita pada masa kini tidaklah seperti dulu, mereka adalah sosok-sosok cerdas yang juga menjadi penentu arah bangsa di masa mendatang, selain sudah dikodratkan untuk mendidik anak menjadi generasi penerus bangsa, mereka juga mampu melakukan action tersendiri minimal untuk meningkatkan potensi dalam diri sehingga tidak hanya pandai urusan dapur dan rumah tangga saja, tetapi juga pendidikan, dan karir. Semoga peringatan Hari Kartini Tahun 2016 ini dan pada masa-masa yang akan datang tidak hanya berhenti pada moment perayaannya saja, tetapi juga langkah baru untuk membuka lembaran kehidupan wanita Indonesia yang lebih baik.

[caption caption="Sumber Foto: en.wikipedia.org/wiki/Kartini"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun