Mulanya ada bercak air, rembes dari kamar mandi, istriku menyuruh menutup dan pel, seketika Bapak mertua menyahut, "jangan, gausah, percuma...buruan angkat kasur, angkut baju, rembes, banjir!" Duhai hari pertama Ramadhan yang menyedihkan...T-T. Status WhatsApp dipenuhi postingan banjir bandang, bahkan tetangga belakang rumah terdampak sampai sedengkul...area Mranggen habis terendam banjir, dan benar saja banjir setinggi mata kaki sudah menguasai dapur dan kamarku, tak pelak Semarang...Tawang, Bubakan, Pantura, Tlogosari juga parah...sepanjang malam aku berdoa "sampun Ya Allah..sampun..." aku sangat takut jika sampai besok masih hujan, dan banjir tambah tinggi, tiap kali aku dengar rintikan hujan, rasanya ketar ketir. Dan Alhamdulillah, pagi nya hujan sudah reda, rupaya badai ini disebabkan oleh badai Squall Line,  pantas saja beberapa hari ini langit selalu mendung. Yah itulah sekelumit diary rutinitas, dari Semarang, hijrah ke Mranggen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H