Mohon tunggu...
Luthfiya Ulya
Luthfiya Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/21104080061/PGMI

Anak Rantau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mozaik Inspiratif di Pemakaman Sidorekso Kudus

18 April 2024   20:32 Diperbarui: 18 April 2024   20:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bagi sebagian masyarakat, melakukan nyekar atau ziarah ke kubur (makam) sanak keluarga di hari lebaran sudah menjadi agenda pasti setelah menunaikan salat Idulfitri. Tidak hanya mendoakan sanak keluarga yang telah mendahului berpulang ke Rahmatullah, agenda nyekar juga menjadi momentum pengingat diri, bahwa kita juga akan kembali kepada-Nya.

Dalam tulisan "Ziarah Kubur di Bulan Ramadhan dan Hari Raya", karya KH Munawwir Abdul Fattah Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta tertulis tidak ada perintah ataupun larangan terkait nyekar. Orang yang suka nyekar atau ziarah mengambil inisiatif untuk dapat kirim doa pada hari-hari yang penuh rahmat dan ampunan dan di hari yang berbahagia seperti Idulfitri.

Nyekar juga menjadi sebuah tradisi yang khas dalam mewarnai perayaan Idulfitri di Desa Sidorekso, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Usai salat Idulfitri di masjid, para warga bersama-sama melaksanakan nyekar ke Makam Dukuh Krajan Desa Sidorekso. Jarak makam yang relatif dekat dengan masjid membuat banyak warga memilih untuk berjalan kaki. Namun, tak sedikit pula yang menggunakan kendaraan roda dua untuk menuju ke makam. Suasana hangat, haru dan penuh kekeluargaan terpancar saat para peziarah berkumpul di sekitar makam leluhur mereka.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Memperkuat Silaturahmi Keluarga

Ziarah ke makam tak hanya menjadi momen untuk mendoakan leluhur, tapi juga menjadi ajang untuk memperkuat silaturahmi keluarga yang sudah lama tidak bertemu.

Salah seorang peziarah bernama Lia mengatakan bahwa berziarah ke makam keluarga sudah menjadi acara rutin saat hari raya. "Kami selalu ada ziarah kubur, tidak hanya hari raya saja, biasanya tiap hari Kamis juga. Ini kita bisa keluarga besar berziarah di sini karena bertepatan saudara meninggal. Biasanya ziarah di daerah masing-masing," ungkapnya.

Berbeda dengan tradisi nyekar atau ziarah kubur pada umumnya, di Sidorekso, pembacaan tahlil dipimpin oleh tokoh agama desa setempat. Sistem pembacaan tahlil terpusat ini sangat membantu para warga yang belum lancar membaca tahlil atau doa-doa.

"Saya kan kurang lancar baca tahlil ya mba, jadi itu sangat membantu. Jadi tidak malas ziarah ke makam," ujar Tyo, salah satu warga Sidorekso.

Fasilitas Sederhana Namun Berdampak Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun