Manuskrip nusantara bukan hanya memuat keilmuan sejarah kerajaan di Indonesia saja. Beragam keilmuan ada dalam manuskrip, seperti keilmuan medis sampai keilmuan agama. Kenapa hal itu bisa terjadi? karena pada masa lalu belum ada alat untuk mencetak suatu naskah, hal itu membuat para ilmuwan mengabadikannya dalam bentuk tulisan tangan. Tulisan tangan yang berumur lebih dari lima puluh tahun itulah yang sekarang kita sebut sebagai manuskrip.
Perlu kita ketahui bahwa manuskrip bernuansa keislaman sampai saat ini berjumlah 5000 manuskrip, hal ini diketahui dari hasil pencatatan mutakhir yang dilakukan oleh Henri Chamberd-Loir dan Oman Fathurrahman. Uniknya 5000 manuskrip tersebut menggunakan aksara Jawi, yaitu huruf Arab namun berbahasa melayu.
Manuskrip yang berjudul Doa-Doa Nabi Yusuf AS Ketika di Penjara adalah satu contoh naskah kuno bernuansa keislaman. Kisah nabi Yusuf AS sangatlah populer dalam umat islam. Kisah ketika beliau kecil saat bersama saudaranya, kisah ketampanan beliau, hingga kisah beliau yang diangkat oleh Raja menjadi bendahara Mesir. Semua kisah tersebut termuat di dalam Al Quran dan sebagian kisahnya juga termuat dalam Al kitab.
Bagaimana kisah nabi Yusuf AS bisa masuk ke dalam penjara?
Singkat cerita tatkala Nabi Yusuf Alaihissalam dilemparkan oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur, beliau ditemukan oleh sekelompok orang musafir yang ingin mengambil air dari sumur tersebut. Kemudian Nabi Yusuf dijual sebagai budak dengan harga 20 dirham, namun ada pendapat lain menyebutkan dalam kitab tafsir Ath-thabari bahwa Nabi Yusuf dibeli seharga 22 dirham ada juga yang berkata 40 dirham. Nabi Yusuf Alaihissalam akhirnya dibeli oleh seorang penguasa Mesir pada saat itu, dan sang penguasa tersebut memerintahkan istrinya untuk berlaku baik dan merawat Nabi Yusuf.
Istri sang penguasa tersebut bernama Ra'il binti Ra'ail atau Zulaikha, sebenarnya Zulaikha bukanlah nama aslinya melainkan hanya julukan saja. Zulaikha merawat Nabi Yusuf hingga pada waktunya Nabi Yusuf beranjak remaja.
Ketika Nabi beranjak dewasa Zulaikha menggoda Nabi Yusuf agar tunduk kepadanya, hal ini Zulaikha lakukan karena melihat ketampanan Nabi Yusuf. Zulaikha terus menggoda Nabi Yusuf, namun Nabi Yusuf terus berdoa meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala. Pada akhirnya Nabi Yusuf berlari hendak melarikan diri namun baju bagian belakang beliau sempat tertarik oleh Zulaikha dan meninggalkan bekas koyakan di bajunya.
Setelah berhasil membuka pintu keluar, tanpa disangka suami Zulaikha yaitu Qithfir bin Rawhib berada tepat di depan pintu. Hal itu membuat Qithfir marah dan terjadi perdebatan panjang lantaran Zulaikha tidak mengakui perbuatannya. Zulaikha balik memfitnah Nabi Yusuf dengan perkataan dan cerita dusta karangannya.
Namun mukjizat Allah datang ketika ada seorang anak kecil yang memberikan persaksian, anak kecil itu berkata: "jika baju gamisnya koyak di depan, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar". Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an surat Yusuf ayat 26:
"Dia (Yusuf) berkata, "Dia yang menggodaku dan merayu diriku." Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, "Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta".
Akhirnya terbukti bahwa kebenaran berada pada Nabi Yusuf dan Qithfir memerintahkan istrinya untuk bertaubat. Kejadian ini sebenarnya diusahakan agar tidak menyebar beritanya kepada masyarakat Mesir, namun sayangnya hal ini gagal. Untuk meredakan berita ini maka sang Raja Qithfir memasukan Nabi Yusuf ke dalam penjara, seakan-akan Nabi Yusuf yang bersalah.
Sang Raja melakukan itu dengan dalih ingin menjaga martabat istrinya karena memiliki kedudukan yang tinggi. Dan pada akhirnya keluarlah nabi Yusuf dari penjara setelah melewati banyak kezaliman yang ia rasakan. Kejadian inilah yang membuat Nabi Yusuf banyak memanjatkan doa doa kepada Allah Ta'ala, doa ini termaktub dalam sebuah manuskrip yang berada di Palembang koleksi seorang bernama Kemas Haji Andi Syarifuddin.
Manuskrip tersebut ditulis kisaran tahun 1296 M. Versi cetak dari manuskrip ini berukuran 23.5 x 17 cm. Kertas yang digunakan dalam penulisan adalah kertas Eropa, tulisan menggunakan tinta hitam. Terdapat rubrikasi, watermark dan countermark pada teks manuskrip. Keadaan manuskrip saat ini masih baik namun mulai timbul jamur dan kertas yang sedikit memudar. Dalam manuskrip ini terdapat empat judul, dan doa-doa Nabi Yusuf ini berada pada judul ke empat dalam manuskrip. Terdapat dua nama penulis naskah, Ibrahim Al-Laqqani Al-Maliki dan Ahmad Marzuqi Al-Maliki.
Kabar gembiranya saat ini manuskrip tersebut sudah digitalisasi dan dapat di akses pada laman DREAMSEA dengan kode DS 0005 00002. Untuk mempermudah, manuskrip dapat diakses melalui link berikut: https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=1593.
Diantara doa-doa Nabi Yusuf yang tertera dalam manuskrip sebagai berikut:
- A lam tara ilal-mala`i mim ban isr`la mim ba'di ms, i ql linabiyyil lahumub'a lan malikan-nuqtil f sablillh, qla hal 'asaitum ing kutiba 'alaikumul-qitlu all tuqtil, ql wa m lan all nuqtila f sablillhi wa qad ukhrijn min diyrin wa abn`in, fa lamm kutiba 'alaihimul-qitlu tawallau ill qallam min-hum, wallhu 'almum bi-limn.
- Laqad sami'allhu qaulallana ql innallha faqruw wa nanu agniy`, sanaktubu      m ql wa qatlahumul-ambiy`a bigairi aqqiw wa naqlu q 'abal-arq.
- A lam tara ilallana qla lahum kuff aidiyakum wa aqmu-alta wa tuz-zakh, fa lamm kutiba 'alaihimul-qitlu i farqum min-hum yakhsyaunan-nsa kakhasy-yatillhi au asyadda khasy-yah, wa ql rabban lima katabta 'alainal-qitl, lau l akhkhartan il ajaling qarb, qul mat'ud-dun-y qall, wal-khiratu khairul limanittaq, wa l tulamna fatl.
- watlu 'alaihim naba`abnai dama bil-aqq, i qarrab qurbnan fa tuqubbila min aadihim wa lam yutaqabbal minal-khar, qla la`aqtulannak, qla innam yataqabbalullhu minal-muttaqn.
- Qul mar rabbus-samwti wal-ar, qulillh, qul a fattakhatum min dnih auliy`a l yamlikna li`anfusihim naf'aw wa l arr, qul hal yastawil-a'm wal-baru am hal tastawi-ulumtu wan-nr, am ja'al lillhi syurak`a khalaq kakhalqih fa tasybahal-khalqu 'alaihim, qulillhu khliqu kulli syai`iw wa huwal-widul-qahhr.
Doa-doa tersebut sebenarnya adalah penggalan dari ayat Al-Qur'an. Kita juga dapat menerapkan doa-doa tersebut di kehidupan sehari-hari. Adapun dalam manuskrip juga menyebutkan manfaat dari doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Yusuf tersebut, diantaranya:
1. Diberkahi oleh Allah pekerjaannya.
2. Dimudahkan Allah Ta'ala segala urusannya baik  di dunia maupun di akhirat.
Itulah pelajaran yang dapat kita ambil dari manuskrip mengenai kisah Nabi Allah Yusuf dan doa-doa Nabi Yusuf Alaihissalam saat keluar dari penjara. Masih sangat banyak manuskrip tentang islam yang belum dikaji. Oleh karena itulah kita sebagai generasi masa kini sebaiknya lebih mempedulikan naskah kuno ini, bentuk kepedulian yang dapat dilakukan seperti mendigitalisasikan manuskrip yang ada sebelum terlambat. Jika bukan kita yang memulai siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H