Kedua, siswa akan terlibat dalam praktik desain, di mana mereka diajarkan untuk merancang busana menggunakan teknik dan bahan yang telah diajarkan. Sebagai penutup, setiap siswa akan menyelesaikan proyek akhir yang akan dipresentasikan, memberikan mereka pengalaman langsung dalam proses desain yang sesungguhnya.
Selama implementasi modul ini di SMK Negeri 6 Semarang, siswa kelas X dan XI menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, dengan pemanfaatan teknologi serta bahan ajar yang menarik. Sesi praktek desain di ruang busana sekolah memberikan pengalaman berharga bagi siswa untuk menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas.
Evaluasi setelah kurang lebih dua bulan pengaplikasian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan siswa. Mereka menjadi lebih percaya diri dalam mendesain busana dan mampu menerapkan teknik yang diajarkan dengan baik.Â
Feedback dari siswa juga sangat positif, menandakan bahwa modul ajar karya mahasiswa UNNES Lantip 4 berhasil menarik minat dan memotivasi mereka untuk lebih mendalami dunia fashion.
Secara keseluruhan, pengaplikasian modul ajar karya mahasiswa UNNES Lantip 4 di SMK Negeri 6 Semarang merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan industri busana.Â
Dengan mengedepankan metode pembelajaran yang inovatif, diharapkan siswa tidak hanya memiliki pengetahuan yang mendalam, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di dunia kerja.Â
Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah kejuruan dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan dan industri fashion di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H