Anak usia dini merupakan individu yang memiliki kepribadian yang unik. Umumnya setiap individu dilahirkan tentu memiliki potensinya masing-masing. Tumbuh kembangnya anak yang nantinya dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Setiap anak tentunya akan mengalami perkembangan secara terus menerus dalam waktu yang hampir sama.
Bentuk penyelenggaraan pendidikan dalam mengembangkan enam aspek perkembangan terasuk perkembangan bahasa adalah Pendidikan anak usia dini. Bukan berarti Pendidikan anak usia dini satu-satunya yang paling penting bagi kesuksesan seorang anak di masa depan.
Sarana dalam mengembangkan kemampuan bahasa sejak dini salah satunya melalui pendidikan. Dengan mengembangkan kemampuan bahasa terkhusunya pada anak usia dini, anak diharapkan dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya
Oleh karena itu, pada dasarnya untuk mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh anak maka diperlukan peran pendidik dan orang tua. Setiap individu tentunya memiliki kemampuan yang berbeda. Keterampilan berbahasa menjadi salah satu kemampuan yang harus dikembangkan oleh orang tua dan pendidik. Keterampilan berbahasa  tersebut salah satunya yakni keterampilan berbahasa ekspresif.
Keterampilan berbahasa ekspresif merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui ekspresi. Secara umum tahapan dari perkebangan bahasa reseptif pada anak usia dini terbagi ke dalam beberapa rentang usia dimana masing-masing dari tahapan tersebut  menunjukan ciri-ciri tersendiri.
Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 0-12 bulan
Setiap bayi yang lahir tentunya kita sering kali mendengarkan suara-suara yang diucapkan oleh bayi tersebut. Suara-suara tadi dapat mengekspresikan apa yang dirasa oleh bayi tersebut. Apakah dia sedang merasa senang atau malah sebaliknya. Ketika bayi melihat wajah ibunya biasanya ia akan bergumam atau ia mengoceh dimana ia sedang merasa bahwa dia nyaman tetapi sebaliknya jika merasa tidak nyaman bayi akan menangis.
Ocehan atau gumaman tadi akan muncul ketika bayi berumur 4-6 bulan, seolah-olah bayi tersebut mengekspresikan apa yang sedang dirasakan. Kemudian memasuki usia 7-12 bulan ocehan bayi akan mengalami suatu perubahan. Bayi mulai mengucapkan kata "aaaaa" dengan nada yang panjang dan berulang-ulang.
Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 1-3 tahun
Ketika anak memasuki usia 1 sampai 2 tahun yang awalnya hanya bisa beberapa kata kini sudah mengalami peningkatan dalam mengucapkan sesuatu yakni bisa menyebutkan kalimat meskipun hanya terdiri dari 2 kata saja.
Kemudian anak berusia 2 sampai 3 tahun akan mengalami perkembangan dalam kosakatanya. kalimat yang dia buat sebelumnya hanya berupa 2 kata saja tetapi pada tahapan ini anak sudah dapat menambah menjadi 3 kata, namun hanya orang-orang terdekat saja yang dapat mengerti apa yang sedang diucapkan oleh si anak.
Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 3-5 tahun
Pada usia 3 sampai 4 tahun kalimat yang diucapkan sudah lebih baik bahkan melebihi dari 3 kata. Pada tahap ini anak akan sering berbicara mengenai apa saja yang dialami baik terjadi di luar rumah maupun di dalam rumah. Saat anak dimasukkan dalam pendidikan prasekolah, maka ia juga sering menceritakan apa yang dialami di masa sekolahnya entah itu dari teman-temannya atau pengalaman yang menarik yang dialaminya.
Pada usia 3 sampai 4 tahun di mana perkataan yang diucapkan oleh anak sebelumnya hanya keluarganya saja yang mengerti kini orang lain pun dapat memahami apa yang dikatakan oleh anak tersebut dengan jelas.
Ketika anak berusia 4 sampai 5 tahun maka mereka telah mampu untuk berbicara lancar dan jelas sehingga mudah untuk didengar. Pada usia ini dalam hal pengucapan kata-katanya anak sudah baik dan benar. Bahkan anak sudah pandai dalam menyusun kata-kata ketika ia ingin berbicara dengan orang lain, ia juga mampu menceritakan cerita-cerita yang imajinatif dengan kata-katanya sendiri.
Untuk mengembangkan keterampilan berbahasa ekspresif , maka dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti bercerita, bermain peran dan masih banyak lagi. Ketika anak mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan keinginannya, mungkin anak tersebut mempunyai gangguan bahasa. Untuk mengenali apakah anak mempunyai gangguan bahasa ekspresif maka kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-cirinya.
Ciri anak yang mengalami gangguan ekspresif, diantaranya : (1) Sulit bertanya, (2) Kosa kata yang digunakan sedikit, (3) Jarang menggunakan bahasa tubuh, (4) Kata atau kalimat yang diucapkan memiliki makna yang tidak jelas, dan asih banyak lagi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditegaskan kembali bahwa pada anak usia dini permasalahan yang selalu dihadapi yaitu keterampilan berbahasa ekspresif. Dimana ketika anak jarang untuk memberikan komentar, maka anak tersebut bisa jadi mengalami gangguan dalam berbahasa ekspresif. Bercerita dan bercakap-cakap tentu sangat penting pada anak usia dini untuk diajarkan sebagaimana upaya dari perkembangan bahasa pada anak. jika orang tua masih ragu pada anak, maka orang tua harus selalu mengontrol pengembangan bahasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H