Mohon tunggu...
Luthfiyah Rahadatul Aisy
Luthfiyah Rahadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - 210105110043 PIAUD A

Hallo semuanya selamat datang, terima kasih telah berkunjung ke profile kami.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Bahasa Dalam Otak?

6 Maret 2022   00:42 Diperbarui: 9 Maret 2022   23:37 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wernicke menemukan medan Broca dan medan Wernicke terhubung oleh sebuah lajur syaraf yang besar. Dari penemuan ini Wernicke dapat melahirkan sebuah model bahasa yakni : (1) pemrosesan bahasa terjadi di beberapa bagian otak dan membuat prediksi yang benar, (2) kerusakan pada lajur syaraf yang besar berdampak pada pasien yang nantinya tidak dapat mengulangi ucapan atau penjelasan yang didengarnya. Model Wernicke inilah yang disebut dengan teori neurolinguistik Wernicke.

Seseorang dengan penderita Afasia Wernicke maka akan mengalami kesulitan dalam mengolah masukan linguistik. Jika dibandingkan dengan penderita Afasia Broca, maka seseorang yang mengalai Afasia Wernicke lebih fasih, akan tetapi jika berbicara tidak jelas arahnya dan cenderung bergumam.

Bagian dari otak kiri yang memiliki tugas untuk mendukung semua tindakan bahasa serta kerusakan tertentu yang terjadi pada bagian tertentu pula pada otak tersebut dengan jelas dipaparkan. Teori Wernicke ini dapat dikatakan selaras dengan teori Chomsky karena dalam kedua teori ini sama- sama mengatakan bahwa bahasa berada di dalam otak.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditegaskan kembali bahwa otak memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yang mana dalam proses berbahasa dan pengendeliannya bersifat dua arah, yakni bersifat bolak balik antara si pembicara dan si pendengar. Hal tersebut sangat dapat mungkin seorang pembicara menjadi seorang pendengar, dan begitupun sebaliknya. Secara teoritis  proses tersebut terjadi secara bergantian, yang memang berjalan dengan memakan waktu yang panjang akan tetapi, dapat berlangsung secara singkat dikarenakan dikendalikan oleh otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun