Mohon tunggu...
Luthfil Hand
Luthfil Hand Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada Panen Rambutan

20 Mei 2018   03:14 Diperbarui: 20 Mei 2018   03:26 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan menuju kebun cukup lama tetapi menyenangkan, kalau lu tau jalan mau ke Bandara Supadio, nah itu jalan kan bersih , pagi - pagi sepi lagi,

banyak bangunan dan patung besar.

Kebun rambutan om gua ini ada ditepi sawah yang luas banget.

Jalan masuk ke kebun cukup sempit dan cukup brutal, dengan melewati jalan setapak dengan taruhan diri terjatuh ke got, gua ga mau jadi slime got, gua pun berhati - hati.

Sesampainya di tempat buat kita manen, kita nyiapin kantong beras buat ngangkut ntu rambutan,

Pohon-pohonnya udah pada besar besar, buahnya pun merah - merah, karena memang tanah om gua ini memang dipilih yang kualitasnya bagus buat bercocok tanam.

Memanen rambutan berjalan lancar sejauh 20 menit, setelah itu terjadilah hal yang tidak diinginkan, gua pingin boker.

Bisa lu bayangin seandainya lu lagi berada ditengah hutan dan tiba tiba lu sakit perut, itulah yang terjadi kepada gua, hanya gua lebih parah karena bisa diliat orang kalau lagi boker.

Sumpah rasanya tuh absurd banget.

i wish that i could be like a cool kids, setengah mati gua nahan dengan tampan dan berani, akhirnya rasa ini tidak bisa ditahan lagi, gua boker ditepi sawah.

masalah boker udah selesai tapi muncul satu masalah yang lain, ga ada air, gua jadi ingat kata - kata ahli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun