Mohon tunggu...
Luthfi Iskandar
Luthfi Iskandar Mohon Tunggu... Guru - Semua Ada Waktunya

Nama Lengkap = Luthfi Iskandar Nama Panggilan = Luthfi Tempat/Tgl.Lahir = 6 Agustus 1980 Agama = Islam

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Cantik, Tapi Membunuh!

25 Januari 2023   11:42 Diperbarui: 25 Januari 2023   16:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

YA...., itulah sebuah kalimat yang terlintas pada benak saya terhadap narasumber, ketika saya menyimak kisah pengalamannya pada pertemuan ke-7 dalam Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) -- Gelombang 28 (Senin 23 Januari 2023). Usia yang masih muda namun memiliki segundang pengalaman, karya serta prestasi yang sangat luar biasa, sehingga benar-benar memberikan kesan dapat "membunuh" kepercayaan diri seorang pria bila ingin mendekatinya.

Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr. yang merupakan salah satu guru mata pelajaran IPA di SMPN 1 Cipendeuy, Subang, Jawa Barat, kini berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) -- Gelombang 28, dengan mengangkat tema "Mengatasi Writer's Block".

(profil Ibu Ditta, dapat disimak melalui tautan berikut: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1 ) 

Diawali dengan menceritakan kisah pengalamannya sejak dini (tingkat sekolah dasar), yang gemar membaca dan menulis dalam sebuah buku "Diary" (saat kata Diary disebutkan oleh Ibu Ditta, penulis jadi teringat masa kecil dulu...saat saling bertukar buku diary dengan pacar setiap 1 minggu sekali...wkwkwkwk...sungguh dunia percintaan yang Ajaib...wkwkwk), hingga menyampaikan sudut pandangnya dari sebuah aktifitas menulis dapat dilakukan oleh siapa saja, maka kesan yang dipancarkan oleh Ibu Ditta (walaupun melalui sebuah Chat WhatsApp), sunggu luar biasa. Kesan yang benar-benar menunjukan kepada kita semua yang menyimak, bahwa begitu luasnya wawasan serta mantapnya pengalaman dalam setiap melakukan sebuah presentasi materi.

Ucapan demi ucapan yang disampaikannya, begitu runut dan terarah seakan menuntun kita dalam sebuah aktifitas berjalan-jalan sore disebuah taman lalu dijelaskannya olehnya kepada kita betapa indahnya taman tersebut, sejuk , damai, serta dinamis dengan segala hal yang terjadi ditaman tersebut.

Dijelaskan olehnya, "Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.", ucap Ibu Ditta melalui sebuah tulisan Chat.

pengertian-writer-s-block-63d0fba2c3bdbf24b8667392.jpeg
pengertian-writer-s-block-63d0fba2c3bdbf24b8667392.jpeg
Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

Ibu Ditta juga menjelaskan, bahwa Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.

Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

penyebab-write-s-block-63d0fbb5812e696187091942.jpeg
penyebab-write-s-block-63d0fbb5812e696187091942.jpeg
Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.

Dalam Kamus Psikologi, Stress diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan Insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB. Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis. Hanya melalui sebuah tingkat rasa percaya diri yang sangat tinggi, dapat menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan dari sebuah kata perfeksioniz.

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Diakhir penjelasan materi (menjelang sesi tanya jawab), Ibu Ditta memberikan sebuah Quote yang menginspirasi, yaitu "Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?".

"Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?"

LUAR BIASA....!!! Benar-benar sungguh luar biasa narasumber pada pertemuan ke-7 ini. Walaupun masih dalam usia muda,  selain hal wawasan dalam membuat sebuah tulisan tapi wawasan dalam berinteraksi dengan seseorang dapat terlihat begitu professional, dimana hal ini dapat dibuktikan ketika saya menyimak setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada Ibu Ditta. Tutur kata yang lembut, pengaturan tata bahasa yang baik, benar-benar "membius" saya untuk mengaguminya.

Tidak banyak yang dapat saya ceritakan terkait kegiatan materi ke-7 dalam Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang ke-28 ini. Hal ini dikarenakan, selain terpesona-nya dengan paras cantik yang dimiliki oleh narasumber, tapi saya juga terbuai dengan setiap penjelasan-penjelasan materinya, yang dengan cepat dapat dimengerti sehingga merangsang diri ini menjadi terinspirasi untuk melakukan penulisan cerita baru.

Terima kasih Ibu Ditta, atas materi, pengalaman, kisah, dan supportnya selama penyampaian materi di Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) -- Gelombang 28 ini. Semoga saya juga bisa mendapat kesempatan langsung oleh Ibu Ditta, melalui bimbingan-bimbinganya dalam membuat sebuah karya tulis.

Artikel ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang 2.

Judul = "Cantik, Tapi Membunuh...!!"

Resume 7

Tanggal : 23 januari 2023

Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr

Materi : Mengatasi Writer's Block

Moderator : Raliyanti, S.Sos., M.Pd

Kunjungi juga : https://rumah-pixel-99.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun