SIGNIFIKANSI GELOMBANG ARAB SPRING
Melihat selama masa kepemimpinan Presiden Saleh yang selalu berperang dengan rakyatnya sendiri, ditambah masalah kemiskinan yang semakin mencekik rakyat, hal tersebut kemudian memicu munculnya demo besar-besaran di Yaman pada tahun 2011. Aksi masa tersebut seiring dengan gelombang Arab Spring yang sedang melanda beberapa negara wilayah Timur Tengah lainnya. Rakyat Yaman dari berbagai suku dan mahzab bangkit dalam rangka menuntut pengunduran diri Presiden Saleh. Arab Spring sendiri bermula ketika gelombang demonstratsi pro-demokrasi melakukan aksi masa di beberapa negara kawasan TimurTengah dan Afrika Utara. Para pemimpin Tunisia dan Mesir yang tidak melakukan pergantian kemudian menimbulkan kerusuhan yang terus berlanjut ke negara-negara lain seperti Libya, Suriah, dan Bahrain (Encyclopedia Britannica, 2016). Sedangkan Arab Spring di Yaman, kelompok pro-demokrasi dan anggota oposisi melakukan demonstrasi menentang peraturan Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah memegang kekuasaan selama lebih dari tiga dekade dengan kondisi keterbelakangan ekonomi negara, pergeseran konstelasi politik dan menimbulkan kekesalan pada banyak kalangan yang terdiri dari berbagai suku.
Para pemrotes meneriakkan slogan-slogan yang pro terhadap demokrasi dan mengutuk kemiskinan serta pemerintahan yang korup.Berbeda dengan demonstrasi Mesir dan Tunisia, yang tampaknya memiliki sedikit kepemimpinan terpusat, demonstrasi di Yaman tampaknya telah diatur dan diarahkan oleh sebuah koalisi kelompok oposisi Yaman. Demonstrasi di Yaman berlanjut dengan diwarnai sedikit kekerasan antara demonstran dan pasukan keamanan.Â
Sebagai tanggapan atas demonstrasi tersebut, Presiden Saleh membuat beberapa konsesi ekonomi, termasuk pengurangan pajak penghasilan dan kenaikan gaji pegawai pemerintah. Selain itu, dia berjanji untuk tidak mencalonkan kembali pemilihannya saat masa jabatannya berakhir pada tahun 2013, dan dia berjanji bahwa anaknya tidak akan menggantikannya menjadi presiden. Namun, langkah tersebut tidak berhasil menenangkan para demonstran karena menilai Saleh telah mengingkari janji sebelumnya untuk tidak mencari pemilihan kembali di tahun 2006 (Encyclopedia Britannica, 2016).
ANOMALI TURUNNYA ALI ABDULLAH SALEH
Masifnya gerakan demo di Yaman akhirnya berujung pada tergulingnya Saleh yang telah berkuasa 33 tahun. Ia melarikan diri pada November 2011 ke Arab Saudi, dan digantikan oleh Mansur Hadi. Namun, tahun 2012, Saleh kembali ke Yaman dan dilindungi oleh Mansur Hadi. Anak Saleh, Jenderal Ahmed Ali, bahkan tetap memiliki kekuasaan penting di militer. Dalam situasi ini, Al Qaeda melakukan aksi-aksi pengeboman, termasuk mengebom istana kepresidenan, menambah kacau situasi di Yaman (Durac, 2012:4). Singkat kata, pasca keberhasilan rakyat menggulingkan Saleh, yang berkuasa di Yaman adalah elit-elit lama, termasuk anasir Al Qaeda. Faksi-faksi yang banyak berjuang dalam upaya penggulingan Saleh justru disingkirkan, termasuk suku Houthi (gerakan Ansarullah). Ini memunculkan ketidakpuasan rakyat yang semula berharap terjadinya reformasi.
SIGNIFIKANSI FAKTOR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL
Turunnya Ali Abdullah Saleh seolah memberikan gambaran bahwa dibandingkan dengan negara lainnya, transfer kekuasaan di negara ini dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun hal ini bukan terjadi tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya Presidean Ali Abdullah Saleh dari jabatannya sebagai presiden. Transisi kekuasaan Yaman yang dipengaruhi oleh adanya Arab Spring tidak lepas dari peranan domestik maupun internasional. Sama seperti negara Arab lainnya yang mengalami gelombang protes dan demonstran (Durac, 2012:5).Â
Yaman juga mengalami hal tersebut. Krisis dan kondisi negara yang miskin serta pemerintah yang dinilai korup juga menjadi penyebab utama munculnya Arab Spring di Yaman yang kemudian berdampak pada mundurnya Presiden Ali Abdullah Saleh. Sebagai akibat dari peristiwa ini juga makin besarnya tuntutan penurunan rezim, presiden Saleh memutuskan untuk meninggalkan Yaman dan menetap di Saudi Arabia hingga ditandatanganinya Gulf Initiative (Durac, 2012:7-8).