Sekali lagi, memperingati hari pahlawan berarti memperingati semangat melawan keterjajahan bangsa oleh penjajah, dalam segala aspek. Ekonomi, pendidikan, keberagamaan, dan sebagainya. Alangkah naïf bila peringatan tersebut hanya terbatas pada seremonial upacara, tabur bunga, atau karnaval-karnaval.
Lalu ngapain? Apakah layak disaat bersamaan tangis kita menetes untuk mereka, sementara dalam waktu bersamaan kita mengamini dan meninggikan hegemoni ‘penjajah-penjajah baru’ lewat aksesoris yang kita kenakan, juga mengiyakan kepemilikan modal mereka, para penjajah, terhadap lembaga keunagan dan pengelolaan sumber daya kita? Juga mengiyakan demokrasi yang dipaksakan liberal? Juga anak-anak miskin kota yang terampas hak pendidikannya? Juga pengemis di seberang istana kepresidenan?
Atau apapun itu kondisinya, selamat hari pahlawan dan selamat merayakannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H