Lalu ditanyakan kepada kepada Nabi apa yang dimaksud dengan racun itu. Nabi menjawab kalua racun itu adalah kematian. Nabi memerintah untuk berobat karena itu adalah salah satu sebab dari kesembuhan. Beliau menekankan beberapa macam obat yang sudah diketahui manfaatnya. Dalam hadis ini seorang tabi'in Bernama Khalid bin Sa'id mengabarkan bahwa mereka melakukan perjalanan Bersama sahabat Ghalib bin Abhar. Di tengah perjalanan, sahabat Ghalib sakit tetapi tetap meneruskan perjalanan sampai Madinah.Â
Di Madinah, Ibnu Abi 'Atiq menjenguknya lalu menyarankan agar Ghalib diberikan Habbatus Sauda untuk dijadikan obat. Adapaun yang dimaksudkan dengan Habbatus Sauda adalah biji barokah. Dikatakan juga sebagai jintan hijau, biji Khordal, dan sebutan yang lainnya.
Sahabat memberitahu cara habbatus sauda untuk dijadikan obat. Caranya adalah mengambil 5 sampai tujuh biji habbatus sauda, lalu digiling. Setelah lembut, diteteskan kehidung orang yang sakit, sedikit demi sedikit dengan tetesan minyak zaitun. Cara ini didasarkan hadis Aisyah yang mendengar Nabi bersabda "Sesungguhnya biji ini obat dari segala penyakit kecuali racun. Racun menurut Nabi adalah kematian. Maksudnya adalah habbatus sauda merupakan obat dari segala penyakit yang bisa menyembuhkan kecuali kematian yang tidak ada obatnya karena mati merupakan ketentuan dari Allah yang tidak bisa dihindari.Â
Hadis ini menunjukkan secara umum cara mengambil manfaat dari habbatus sauda untuk segala penyakit kecuali obat kematian. Hanya saja Ibu Abi Atiq memerintah untuk meneteskan habbatus sauda yang dicampur dengan minyak zaitun ke dalam hidung orang yang sakit. Ini tidak menunjukkan semua penyakit sama cara mengobatinya dengan meneteskan habbatus sauda seperti yang diperintahkan beliau.Â
Ada yang caranya dengan meminumnya, atau menyampurkannya ke obat yang lainnya. Maka cara memanfaatkan habbatus sauda ini bisa berbeda atau juga sama di antara beberapa orang. Dalam hadis ini bisa diambil pengertian untuk berobat dengan apa saja yang dihalalkan Allah, dan itu tidak keluar dari bentuk tawakkal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H