Sering merasa lapar mungkin terjadi pada hampir semua orang. Baru saja makan, selang beberapa jam sudah lapar kembali. Ketika lapar yang dimakan pun makanan ringan malnutrisi. Karena inilah jadinya kita terlihat bolak-balik mengunyah makanan. Saya pun sering merasakan hal seperti itu bahkan terkadang sampai berpikir sendiri, jangan-jangan apakah ada yang salah di tubuh saya? Atau nafsu makan saya saja yang berlebihan?
Makan berlebihan menimbulkan beragam kekhawatiran, dari nantinya bisa menyebabkan obesitas, menimbulkan penyakit, sampai pemulih stres. Selain itu, sebenarnya tanpa sadar terkadang makan dilakukan tidak hanya dalam kondisi lapar dan membutuhkan makanan saja, tetapi juga makan dalam keadaan "emosi".
Memakan makanan karena rasa "ingin" makan atau biasa disebut dengan food cravings biasanya dilakukan untuk menimbulkan perasaan "nyaman" agar rasa lapar terpuaskan. Jika mendadak kita sedang mendambakan suatu makanan tetapi belum merealisasikannya, biasanya akan timbul perasaan tidak nyaman. Hasrat untuk memakan sesuatu atau food cravings itu dapat terlampiaskan jika berhasil memakan makanan yang diinginkan, sehingga timbul perasaan "puas".
Di samping itu, rasa lapar memang perasaan yang alamiah. Rasa lapar itu lah sebagai penanda bahwa tubuh kita membutuhkan energi.
Di sisi lain, diet juga menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan karena harus mengontrol rasa lapar. Jika sedang menjalankan diet, otomatis hal ini seperti "sinyal" ke tubuh kita agar kita tidak boleh makan.
Oleh sebab itu, diet juga sering menjadi musuh bebuyutan. Karena secara alami, kita akan makan berlebih jika kondisi perut terlalu lapar, sampai keinginan untuk makan (cravings) tadi menjadi out-of-control dan mendadak kita menjadi "pemakan segala". Jika sudah seperti ini, lagi-lagi kita akan kembali mengunyah makanan. Berikut beberapa kiat untuk mengatasi rasa lapar berlebihanmu.
1. Kenali rasa lapar
Ini penting karena perasaan lapar hanya bisa dirasakan oleh diri kita sendiri. Kenali rasa laparmu untuk mengetahui tindakan atau makanan jenis apa yang harus dimakan. Dikutip dari sumber, dalam bahasa Inggris, diukur dari keadaan perut kosong sampai kenyang, rasa lapar dapat diberi level starving, hungry, moderately hungry, satisfied, full, dan stuffed.
Untuk kita, gampangnya sih, menurut saya apakah rasa lapar tersebut masih sebatas "laper aja" atau "laper banget". Kalau masih "laper aja" dan kita bisa menahan rasa lapar tersebut, ini hanya lapar karena emosi semata. Entah misalnya mungkin karena merasa stres, gelisah (anxiety), atau pengaruh lingkungan sekitar (karena ditraktir teman, misalnya).
2. Beri jeda sesaat sebelum makan
Ini berguna untuk mengetahui apakah kita benar-benar merasa lapar atau tidak. Jika sedang merasa lapar, sebaiknya jangan langsung makan serta beri waktu sebentar selama beberapa menit agar kita dapat mengenali apakah rasa lapar tersebut hanya "pelampiasan" karena sedang merasa bosan, bete, ataukah memang beneran lapar karena belum mendapat nutrisi selama berjam-jam.
Perlu diperhatikan bahwa seringkali orang-orang hanya memikirkan apa yang ingin mereka makan, bukan mengapa mereka harus makan. Jika kebiasaan makan berlebihan ingin dihentikan, coba tanamkan awareness dalam tubuh kita, dan hanya makan ketika sedang benar-benar lapar dan memang butuh asupan nutrisi. Dikutip dari sumber, it’s important to bring your awareness back to your body.
3. Makanan berprotein tinggi dan padat nutrisi
Selain itu, protein tinggi yang ditambahkan dalam makanan juga harus tercukupi agar nantinya jarang merasa lapar. Protein tersebut dapat diperoleh dari telur, ikan, dan daging ayam. Tidak lupa makanan yang kaya akan serat juga membantu membuat perut kita cepat kenyang dan sebagai penunda rasa lapar dalam waktu yang lama.
Pada prinsipnya, jika kita sedang berusaha mengontrol nafsu makan, jangan serta-merta dilakukan secara mendadak serta langsung mengubah pola makan dalam porsi besar. Karena semakin kita memaksakan untuk tidak mau makan, semakin lapar tubuh kita dibuatnya. Ujung-ujungnya kita malah makan membabi-buta sebagai pelampiasan rasa lapar yang "menggila" itu. Lebih baik makan dengan frekuensi sering tetapi kaya akan nutrisi dan berkalori rendah, dibandingkan bolak-balik ngunyah cemilan yang bisa membuat berat badan naik drastis.
Jadi, siapa yang di laci meja kantornya menimbun banyak cemilan?
(FIA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H