“Serius dia mau nikah?” Spontan kalimat itu yang akan terlontar jika kamu mendengar sang mantan mau menikah, bukan? Memang, mendengar sang mantan kekasih ingin mengikat janji sucinya dengan orang lain rasanya sedikit menyesakkan hati. Ya, kata “sedikit” perlu ditekankan disini. Menyakitkannya memang hanya se-sedikit itu karena perasaan kita hanya lebih kepada “kaget”, bukan sedih karena belum bisa move on. Kemudian terlintas di pikiran kita, kok bisa secepat itu dia yakin dengan orang lain, sedangkan dengan kita dulu bertahun-tahun lamanya belum diberi kepastian?
Yakinkan diri, kita bukan siapa-siapanya lagi
Setelah hubungan asmara kita dan si dia sudah berakhir, kita memang sudah bukan siapa-siapanya lagi. Kita tidak berhak untuk mencampuri urusannya kembali. Biarkan dia memilih dan menentukan pasangan hidupnya sendiri, dengan siapa dia ingin melabuhkan cintanya secara abadi. Kita sudah tidak berperan apapun untuk kehidupannya. Biarlah kenangan-kenangan yang dulu (rasanya) sulit terhapus, menjadi penguat dan pelajaran untuk perjalanan cinta kita yang berikutnya.
Semua butuh proses, biarlah waktu yang menjawab
Pertama kali mendapat kabar mengenai sang mantan yang akan menikah, walaupun kita sudah totally move on, pasti akan ada perasaan “tergelitik” sebagai respon atas diri kita. Sejenak perasaan kita dihinggapi rasa kaget, sedih, senang, semua campur aduk. Tiba-tiba memori dalam ingatan mendadak seperti sebuah film yang di-rewind, terus-menerus flashback memutar kembali rasa kita yang dulu pernah ada terhadapnya. Memutar kembali perasaan nyaman yang dulu pernah hinggap dan berkembang, serta kenangan seperti apa yang tak terlupakan.
Namun, biarkan saja semua berputar dan teringat kembali. Tidak usah dipaksakan agar bisa terlupakan, karena semakin dipaksa, tentu diri kita akan semakin menolak. Biarlah semua berjalan termakan oleh waktu. Ikhlaskan dia yang ternyata sudah menemukan yang lebih baik dari kita. Jadikan hal itu sebagai evaluasi untuk diri sendiri, hal-hal menyebalkan atau masalah seperti apa yang dulu bisa menyebabkan kandasnya hubungan cinta kita dengannya. Tak usah menyesali apa yang sudah terjadi. Because everything happens for a reason, right?
Padahal sudah move on, kenapa masih sedih?
Perasaan seperti ini sangat wajar. Hal ini membuktikan bahwa kita memang hanya manusia biasa, hanya wanita biasa. Sekuat apapun wanita, bisa akan rapuh juga. Selama masih mempunyai akal dan perasaan, rasa sedih yang timbul “sedikit” itu pasti bisa teratasi kembali seiring dengan berkembangnya waktu karena semua butuh proses. Jika dulu kita sudah bisa move on dan benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan kabarnya, masa karena dia akan menikah saja mendadak tidak bisa move on (lagi)?
Siapkan mental jika diundang (ataupun tidak)
Hal ini cukup membuat grumpy jika mengetahui fakta mengenai diundang atau tidak kita ke pernikahannya. Jika diundang, siapkanlah mental sebaik-baiknya ketika melihat dia bersanding dengan orang lain di pelaminan. Jika diundang tapi tidak ingin datang, ya seharusnya sang mantan mengerti sendiri perasaan kita sih, mengapa kita tidak ingin datang. Tinggal kita yang memutuskan, mau datang atau tidak kita ke pernikahannya dan pikirkan baik-baik segala resiko dan konsekuensinya.
Tetapi kemungkinan terburuk, jika tidak diundang, (kita juga harus mengerti) mungkin dia tidak ingin menyakiti kita sama sekali. Jadi, tidak usah juga menuntut apalagi sampai meneror agar dia memberikan undangannya untuk kita.
Dia sudah bahagia
Sejatinya sebagai manusia, rasanya tidak pantas untuk mengusik kebahagiaan orang lain. Tuhan itu adil. Setiap orang sudah diberikan rezeki, jodoh, dan kebahagiaan masing-masing. Ini memang menyakitkan, tapi ingatlah bahwa dia sudah bahagia dengan orang lain dan itu bukan kita. Hal itu sudah menjadi jalan takdir-Nya.
Dia sudah menemukan jodohnya, sudah menemukan siapa yang cocok mendampingi hidupnya untuk selamanya. Tidak usah kita sedih berlarut-larut karena kita memang hanya belum menemukan (dan dipertemukan) dengan takdir kita oleh-Nya. Kita hanya bisa sabar, berdoa, dan berusaha. Karena bahagianya orang lain, belum tentu bahagia untuk kita juga.
Sebagai sesama teman, ada baiknya kita juga ikut mendoakan agar pernikahannya langgeng sampai akhir hayat. Tidak usah kita berlaku aneh-aneh jika seandainya nanti kita datang ke pernikahannya, seperti beberapa berita “tragedi datang ke nikahan mantan” yang banyak beredar di luar sana.
Salam Kompasiana :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H