MUSEUM SISA HARTAKU
Yogyakarta,5 Januari 2022. "MUSEUM SISA HARTAKU" adalah salah satu museum yang berada di daerah Sleman Yogyakarta. Museum yang awalnya hanyalah rumah biasa peninggalan warga setempat kini dialih fungsikan menjadi Museum kecil nan sederhana yang diurus oleh pemilik nya sendiri yakni Bapak Kimin.
Bapak Kimin adalah salah seorang warga daerah yang terkena erupsi gunung merapi tahun 2010 silam. Bencana besar yang membuat sebagian kota Yogyakarta rata karena semburan lahar panas sang merapi pada kala itu. Rumah,harta benda,peliharaan bahkan sanak keluarga tak luput menjadi korban pada bencana yang luar biasa besarnya itu.
Mulai dari ide beliau yang hanya ingin mengumpulkan barang-barang sisa letusan gunung berapi,kini Bapak Kimin resmi menjadikan rumahnya tersebut sebagai Museum yang berisikan segala macam barang,foto,miniatur,bahkan tulang belulang hewan ternak yang habis terbakar oleh lahar panas yang luar biasa.
Letak nya yang tak begitu jauh dari pusat kota Yogyakarta,Museum sisa hartaku ini tidak luput menjadi salah satu destinasti yang wajib dikunjungi ketka kita berada di Kota Istimewa Yogyakarta.
Bisa diperhitungkan kurnag lebih 7 kilometer jarak yang harus di tempuh dari pusat Kota Yogyakarta untuk sampai di Museum Sisa Hartaku ini. Banyak cara untuk menempuh jalan mencapai Museum ini,bisa dengan mengendarai motor,mobil,bahkan bus yang bisa banyak mengangkut penumpang. Dan tak jarang kita temui tempat penyewaan Jeep untuk bisa kita pakai menuju museum ini.
Museum yang buka dari hari Senin-Minggu dari pukul pukul 08.00 - 16.00 WIB sama sekali tidak dipungut biaya apapun kecuali biaya bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pibadi dikenai biaya parkir sebesar Rp.2000 untuk Motor dan Rp.5000 untuk Mobil. Fasilitas lain yang ada di Museum ini diantaranya adalah Toilet,Warung Makan,Warung merchandise,dan juga pastinya berbagai spot foto yang menarik untuk dijadikan bahan untuk dokumentasi.
Pada tanggal 5 Januari 2022 Kami sekeluarga langsung mendatangi Museum tersebut,jarak nya cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta. Perlu setengah sampai satu jam lebih waktu yang di tempuh untuk dapai sampai ke Museum ini. Kami sekeluarga memilih menggunakan motor karena jalan yang dilalui pun sangat berbatu.
Setelah sampai disana,kami bertemu banyak sekali pengunjung yang datang dari berbagai daerah,mulai dari studytour anak sekolah sampai keluarga-keluarga yang juga sedang berlibur dan mengunjungi Museum ini. Tempat yang terlihat tidak begitu besar namun menyimpan banyak sekali momori kelamyang tersimpan rapuh untuk kita kenang.
Tempat nya yang cukup jauh membuat kami cukup kelelahan untuk sampai pada Museum yang satu ini,tetapi tak di sangka,sesampainya kami disana kami bertemu langsung dengan pemilik Meseum ini sendiri yaitu Bapak Kimin. Beliau sangat ramah dan juga menyambut baik setiap pengunjung yang datang. Tak hanya itu kami sekeluarga banyak berbincang dengan beliau. Mulai dari mengapa beliau mendirikan Museum ini sampai pada titik dimana pemerintah setempat ikut dalam pembangunan proses Museum ini.
Beliau bercerita bahwasanya beliau membangun museum ini dengan tujuan hanya untuk mengabadikan barang-barang peninggalan yang tersisa akibat eurupsi gunung merapi tahun 2010 silam. Setelah beberapa lama banyak pengunjun yang datang lalu tempat tersebut dijadikanlah Museum yang memiliki sisa harta Pak Kimin didalam nya,dari situ lah nama "Museum Sisa Hartaku" diambil.
Seiring berjalannya waktu pemerintah setempat ikut turun tangan untuk membantu membangun museum ini dan resmi dijadikan tempat atau objek wisata baru untuk mengabadikan Bencana Meletus nya Gunung Merapi tahun 2010.
Proses mengumpulan barang-barang,fosil-fosil hewan ternak yang terbakar,ataupun segaka macam foto-foto letudan gunung merapi bukanlah waktu yang singkat bagi Bapak Kimin untuk melakukannya. Tahap demi tahap Ia lakukan agar semua barang bisa terususun rapi dan tidak merusak atau bahkan merubah nya smaa sekali seperti bentuk pertama kali barang-barang tersebut terbakar lahar yang panas itu.
Setelah pemerintah ikut turun tangan dalam membangun museum ini barulan banyak barang-barang sepeninggalan musibah tersebut yang ikut datang bergabung untuk di pasang pada museum ini.
Bapak Kimin tidak hanya menceritakan tentang berdirinya Museum Sisa Hartaku ini tetapi beliau juga menceritakan bagaikan proses terjadinya bencana besar itu berlangsung.Â
Beliau menceritakan sangat detail bagaimana genting dan mencekamnya situasi pada saat itu. Dimulai dari suhu udara yang berubah drastis sampai pada kegaduhan saat pemerintah menghimbau semua warga agar segera berpindah dan meninggalkan rumah masing-masing lalu segera menuju tempat evakuasi.Â
Proses evakuasi dini tak berjalan lancar begitu saja,banyak sekali warga yang menolak diadakannya evakuasi karena mereka tak mau meninggalkan rumah,harta benda nya maupun hewan ternak kesayangan nya.
Keluarga dari Bapak Kimin sendiri tak semuanya selamat,banyak yang hilang karena keadaan pada saat itu sangatlah kacau dan mengerikan,banyak korban jiwa yang terletan pada bencana itu,yang paling terkenal bisa kita asebut dengan Mbah Maridjan sang juru kunci Gunung Merapi yang wafat pada peristiwa mengenaskan ini.Â
Mayat Mbak Maridjan yang ditemukan telat mematung akibat Almarhum tak mau meninggalkan tempat yang berpotensi tinggi terkena semburan lahar panas. Mayat yang ditemukan membentuk posisi sujud yang artinya Almarhum wafat dengan keadaan demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H