Teknologi membantu memudahkan segara aktifitas manusia untuk mencari informasi, menyampaikan informasi. Teknologi secara umum adalah sebuah proses yang meningkatkan nilai tambah, teknologi merupakan produk yang digunakan dan menghasilkan untuk memudahkan atau meningkatkan kinerja matusia, struktur atau system dimana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan oleh manusia. Teknologi sangan bermanfaat dalam dunia kependidikan.
Pencarian literasi untuk penambahan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran yang bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan beanar. Peserta didik bisa menelusuri melalui google atau yahoo dan situs lainnya dalam mencari jurnal, makalah, dan buku elektronik. Bukan berarti pembelajaran tidak menggunakan buku paket yang telah disediakan sekolahan, penggunaaan literasi dari goole atau situs lainnya hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan dan bahan dalam proses pembelajaran.
Teknologi bukan hanya memiliki dampak positif namun juga dampak negative. Untuk itu sebagai pendidik harus mengawasi peserta didik dalam memanfaatkan teknologi. Keluarga adalah sebagai orang pertama dan utama pada peserta didik, juga berpartisipasi dalam mengawasi dalam mengawasi dan membimbing peserta didik dalam menggunakan teknologi sehingga peserta didik bisa memfilter atau mengngontrol dan membedakan mana hal yang baik dan kurang baik dari dampak teknologi itu sendiri.
Karakter peserta didik terbentuk dari kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan inilah yang melakukan dan menjadi karakter seseorang. Penanaman dan pengembangan karakter di lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya pendidik namun juga kerjasama dari peserta didik dan orang tua peserta didik. Bagaimanapun jupa perkembangan karakter di sekolah hanya menjadi “suplemen” bagi peserta didik. Sementara “makanan utama” perkembangan karakter yang sesungguhnya adalah di rumah. Dimana keluarga memiliki tanggungjawab yang begitu besar dalam mendidik seorang anak di rumah.
Zaman serba teknologi ini menjadikan anak terlihat pasif dan jarang untuk bersosialisasi di keluarga maupun masyarakat. Kebanyakan anak zaman sekarang lebih focus untuk memperhatikan layer di depan matanya dibandingkan bermain dengan teman sebayanya. Sehingga tak jarang anak kehilangan waktu berharga bermain bersama keluarganya, belajar, mengembangkan bakat atau bermain bersama teman-temannya karena fokusnya sudah diambil alih oleh layer ponsel ataupun teknologi yang ada. Disini peran orangtu sangan penting dalam membimbing, membantu, serta mengatur waktu anak dari alat digital yang dipakai.
Karakter seseorang terbentuk apabila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan. Maka dari itu, pendidikan karakter harus dilakukan sedini mungkin agar anak mampu menanamkan karakter yang baik sehingga mereka bisa membawanya hingga usia dewasa. Pendidikan karakter di sekolah bisa diterapkan pada semua mata pelajaran, setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Di era digital ini peran keluarga, pendidik, dan masyarakat sekitar sangatlah penting dalam meningkatkan karakter calon penerus bangsa. Keluarga sebagai tempat utama dan pertama bagi peserta didik menjalani kehidupannya dan pendidikannya, hendaklah mengawasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang, tegas, dan cermat. Peran pendidik di sekolah bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik saja, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-harinya. Masyarakat sekitar juga berperan dalam mengawasi dan memberi motivasi perkembangan karakter peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H