Mohon tunggu...
Luthfiana Salsabila K.
Luthfiana Salsabila K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Negeri Semarang

Seorang pribadi yang berdedikasi dengan pengalaman di bidang sosial, terampil pemecahan masalah, komunikasi dan kepemimpinan serta memiliki kemampuan untuk bekerja secara efektif baik secara individu maupun dalam tim. Berorientasi pada hasil, selalu siap menghadapi tantangan baru, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Tertarik untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Literasi Digital dalam Menyuarakan Aspirasi Rakyat

27 Oktober 2024   22:58 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3 : Akumulasi Data Terbuka Indonesia (sumber : data.go.id)

    Literasi digital semakin penting di era digital saat ini sebagai sarana bagi masyarakat untuk lebih efektif mengekspresikan tujuannya. Berkat pertumbuhan teknologi informasi dan ketersediaan akses ke internet, publik kini dapat menggunakan berbagai platform digital untuk menyuarakan kritik, mengungkapkan pendapat, dan menggalang dukungan untuk isu-isu yang mereka anggap penting. Keterampilan literasi digital masyarakat yang mencakup kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi di lingkungan online secara bertanggung jawab memiliki dampak signifikan pada seberapa baik media digital dapat digunakan untuk mengekspresikan suatu aspirasi.

  • Pentingnya Literasi Digital dalam Menyuarakan Aspirasi Rakyat

      Kemampuan untuk mengakses, menilai, dan memproduksi konten digital secara etis dan bertanggung jawab merupakan komponen dari literasi digital. Literasi digital memainkan peran penting dalam mengekspresikan ambisi masyarakat dengan cara-cara berikut:

1. Meningkatkan Akses dan Jangkauan Informasi

      Masyarakat dari berbagai latar belakang dapat mengakses pengetahuan dari berbagai sumber berkat literasi digital, yang memperluas sudut pandang dan pemahaman mereka tentang masalah-masalah baru. Dengan bantuan media sosial dan platform internet, informasi dapat dibagikan dengan cepat dan luas, memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam percakapan melampaui batas geografis. Peningkatan ketersediaan informasi dan keterlibatan publik dalam mengungkapkan tujuan bergantung pada literasi digital.

      Berdasarkan statistik populasi Indonesia per Januari 2024, seperti yang terlihat pada gambar di atas, studi We Are Social dan Meltwater (2024) menyatakan:

  • Jumlah Penduduk: Ada 278,7 juta orang yang tinggal di Indonesia, dan 58,9% dari mereka tinggal di kota. Populasi tumbuh sebesar 2,3 juta, atau 0,8%, dalam 12 bulan terakhir.
  • Koneksi Seluler: Di Indonesia, terdapat 353,3 juta koneksi seluler aktif, yang lebih banyak daripada jumlah populasi negara tersebut (126,8%). Jumlah koneksi seluler meningkat sebesar 0,7%, atau 1,5 juta, dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Pengguna Internet: 185,3 juta individu menggunakan internet, yang mewakili 66,5% dari populasi. Selama tahun lalu, angka ini telah meningkat sebesar 1,5 juta pengguna (0,8%).
  • Pengguna Media Sosial: 49,9% dari populasi Indonesia, atau 139 juta orang, adalah pengguna media sosial aktif. Angka ini tidak berubah dari tahun sebelumnya.

       Menurut data diatas, sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki akses ke media sosial dan internet, yang merupakan kesempatan fantastis untuk meningkatkan literasi digital. Penetrasi internet yang tinggi dan konektivitas seluler adalah sumber daya yang berharga untuk penyebaran informasi dan mendorong keterlibatan publik dalam menyampaikan aspirasi.

2. Memberikan Wadah untuk Aspirasi Kolektif

       Untuk mengumpulkan petisi dan merencanakan kampanye online, jaringan digital seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dan Change.org sering digunakan. Memahami literasi digital dapat membantu komunitas menciptakan komunitas yang mendukung tujuan serupa, memperkuat dan memperbesar suara mereka. Statistik khusus berikut mendukung fungsi situs media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter dalam mengumpulkan petisi dan mengoordinasikan kampanye online:

  • Pengguna Aktif Platform Sosial di Indonesia (2024): Penelitian We Are Social dan Meltwater dari Januari 2024 menyatakan bahwa 139 juta orang Indonesia, atau 49,9% dari total populasi negara Indonesi, menggunakan media sosial. Platform populer seperti TikTok, Instagram, dan Facebook memiliki jumlah pengguna yang signifikan. Karena basis pengguna mereka yang besar, platform-platform terkenal menjadi media yang berguna untuk menggerakkan dukungan dan menyebarkan informasi.
  • Gerakan #JusticeForAudrey di Twitter: Pada tahun 2019, kasus perundungan seorang siswa Pontianak menarik banyak perhatian berkat kampanye #JusticeForAudrey di Twitter. Hashtag ini dengan cepat mendapatkan popularitas, memicu percakapan nasional dan meningkatkan kesadaran publik tentang perundungan. Kampanye ini menunjukkan bagaimana isu-isu sosial dapat disuarakan di Twitter.
  • Kampanye Lingkungan di TikTok: Pada 2022 hingga 2024, kampanye Pandawara Group di TikTok viral, dengan jutaan views. Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Dengan memanfaatkan fitur video pendek, TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi secara kreatif dan menjangkau audiens lebih luas.
  • Platform Change.org: Change.org Indonesia, yang terintegrasi dengan media sosial, memiliki lebih dari 5 juta pengguna aktif. Petisi online seperti "Dukung RUU PKS" dan "Cabut Omnibus Law" menarik ratusan ribu tanda tangan berkat penyebarannya di Facebook dan Instagram, yang memperkuat advokasi publik terhadap isu sosial dan politik.

       Data ini memperlihatkan bahwa dengan literasi digital, masyarakat dapat menggunakan platform sosial untuk menggalang dukungan dan menciptakan perubahan, baik melalui kampanye kesadaran, petisi online, atau advokasi untuk isu sosial dan politik.

3. Memastikan Keabsahan Informasi

       Meningkatnya informasi palsu dan hoaks di era digital mengharuskan orang untuk melek digital agar dapat memvalidasi informasi yang mereka terima. Dengan memungkinkan publik untuk membedakan antara informasi faktual dan yang keliru, literasi digital menjamin bahwa tujuan yang diungkapkan didasarkan pada fakta yang dapat diandalkan.

Gambar 2 : Data Berita Hoax (sumber : kominfo.go.id)
Gambar 2 : Data Berita Hoax (sumber : kominfo.go.id)

      Laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa Kominfo telah memproses 12.547 kasus palsu pada akhir tahun 2023. Banyak isu hoaks menyebar dalam beberapa kategori. Ini menunjukkan nilai literasi digital dalam membantu masyarakat memilah informasi yang dapat diandalkan daripada menyebarkan informasi palsu dari sumber yang tidak dapat dipercaya.

4. Menghadirkan Transparansi dan Akuntabilitas

        Dengan literasi digital, masyarakat dapat berperan sebagai pengawas terhadap kebijakan pemerintah. Masyarakat dapat meminta transparansi data dan memantau kinerja pemerintah melalui media sosial atau portal berita online, menjadikan pemerintah lebih akuntabel.

Gambar 3 : Akumulasi Data Terbuka Indonesia (sumber : data.go.id)
Gambar 3 : Akumulasi Data Terbuka Indonesia (sumber : data.go.id)

       Penggunaan Data Terbuka di Indonesia: Pemerintah Indonesia telah membuat data pemerintah tersedia untuk publik sejak tahun 2014 melalui portal data.go.id. Lebih dari 333.584 dataset tersedia di portal ini untuk digunakan oleh organisasi dan publik dalam melacak kinerja pemerintah.

  • Partisipasi Publik dalam Pemantauan Pemerintah melalui Lapor.go.id: Sejak diluncurkan, portal LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online) pemerintah Indonesia telah menerima lebih dari 2,3 juta pengaduan. Dengan memungkinkan publik untuk menyampaikan keluhan atau kritik mengenai layanan publik, platform ini meningkatkan keterbukaan pemerintah.
  • Kasus Twitter #PercumaLaporPolisi (2022): Hashtag #PercumaLaporPolisi menyebar luas di Twitter sebagai respons publik terhadap masalah transparansi dan penegakan hukum. Penggunaan media sosial memberikan wawasan dan kritik, yang pada gilirannya mendorong pemerintah dan organisasi terkait untuk melakukan penyelidikan. Ini menggambarkan bagaimana literasi digital memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam institusi publik.

      Data-data ini menggambarkan peran literasi digital dalam membantu publik dalam memverifikasi informasi yang dibagikan dan dilihat serta dalam pengawasan kebijakan, yang menghasilkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar.

  • Literasi Digital Dan Tantangan

      Berdasarkan informasi di atas, beberapa tips dan strategi untuk memanfaatkan literasi digital guna meningkatkan aspirasi masyarakat adalah sebagai berikut:

  1. Informasi yang salah dan Tantangan Hoaks

      Tanpa literasi digital yang baik, masyarakat umum memiliki pandangan negatif terhadap informasi yang disajikan. Hoaks sering digunakan oleh mereka yang tidak sepenuhnya berkomitmen untuk mempengaruhi opini publik. Pendidikan literasi digital sangat penting agar masyarakat dapat menemukan informasi yang tidak akurat.

  1. Kritis dalam Berpikir

      Masyarakat harus diberikan kemampuan untuk berpikir kritis sebelum bertindak berdasarkan informasi tersebut. Penting untuk menggunakan platform digital dengan pemahaman bahwa setiap konten yang diposting memiliki implikasi sosial dan politik.

  1. Peluang  Kolaborasi dan Keterlibatan Demokratis

      Literasi digital yang kuat memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kampanye berbasis data yang sukses yang membawa perubahan sosial. Masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan demokratis termasuk membuat petisi, mengumpulkan suara, dan mengadakan forum debat terbuka ketika mereka melek digital.

  1. Meningkatkan Keterbukaan dalam Pemerintahan

     Kekuasaan publik atas pemerintah dapat diperkuat melalui literasi digital. Masyarakat yang melek teknologi dapat memantau operasi pemerintah, menuntut transparansi dalam pengambilan keputusan, dan bereaksi cepat terhadap tantangan kebijakan.

      Literasi digital memiliki peran yang sangat penting dalam menyuarakan aspirasi masyarakat di era digital. Dengan mampu mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif, masyarakat dapat lebih efektif mencapai tujuan mereka menggunakan platform digital. Literasi digital tidak hanya membantu dalam memastikan keabsahan informasi, tetapi juga memperkuat suara kolektif dalam menyuarakan isu-isu sosial, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta mendorong partisipasi dalam proses demokrasi. Selain itu, literasi digital yang kuat juga membantu masyarakat menghadapi tantangan informasi palsu, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan membangun kolaborasi yang lebih baik untuk mencapai perubahan sosial yang bermakna. Oleh karena itu, pendidikan literasi digital harus terus didorong agar masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi kemajuan bangsa.

Penjelasan lebih lengkap pada : https://youtu.be/TSFochdu48w?si=KvLsEt_hA4lvi8Id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun