Mohon tunggu...
Luthfa Arisyi
Luthfa Arisyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa program studi Jurnalistik di Universitas Padjadjaran yang sekali-sekali suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zaman Berubah Tetapi Tidak dengan DAMRI

29 November 2022   23:14 Diperbarui: 29 November 2022   23:23 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukan tanpa alasan Alisha akhirnya meninggalkan DAMRI. Ada beberapa faktor berkaitan dengan pelayanan yang membuatnya tidak nyaman ketika menggunakan DAMRI. 

Tidak berbeda jauh dengan Shafira, keluhan terbesar yang dilontarkan Alisha adalah mengenai kejelasan informasi jadwal dan trayek. Alisha merasa selama ini tidak ada informasi yang jelas mengenai jadwal keberangkatan bus sehingga ia tidak tahu kapan dan di mana ia harus menunggu DAMRI. 

"Bahkan pernah waktu itu aku mau ke Bandung dari Jatinangor untuk mengejar travel ke Jakarta, aku sampai harus berangkat 2 setengah jam sebelum keberangkatan travel aku supaya nggak ketinggalan" jelas Alisha. Pengalaman Alisha tersebut adalah buntut dari ketidakjelasan mengenai jadwal keberangkatan. Ia sampai harus menghabiskan banyak waktu untuk memastikan dapat naik ke DAMRI dalam waktu yang tepat.

Selain itu, ia juga merasa belakangan sopir-sopir DAMRI agak kurang ramah. Hal ini juga menjadi salah satu alasan Alisha berhenti menggunakan DAMRI. "Gatau kenapa akhir-akhir ini tuh tiap aku naik DAMRI, sopirnya jutek-jutek banget" tutur Alisha. Setelah merasakan kurangnya pelayananan DAMRI, Alisha kini beralih ke moda transportasi lainnya.

Alisha berharap kedepannya DAMRI dapat memperbaiki layanannya. Sama seperti Shafira, Alisha juga berharap ada perbaikan dengan aplikasi teman bus. Harapannya agar informasi mengenai jadwal keberangkatan, pemberhentian, dan trayek dapat diterima dengan jelas oleh pengguna layanan DAMRI. Selain itu, ia juga berharap agar kru yang bertugas di dalam bus DAMRI dapat lebih ramah lagi sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan di hati para penggunanya.

Melihat penuturan dari Shafira dan Alisha, dapat dikatakan bahwa DAMRI kurang bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman.   Di saat banyak bermunculan layanan transportasi umum berbasis digital seperti ojek online, taksi online dan TransJakarta yang memanfaatkan aplikasi smartphone untuk mendistribusikan informasi layanannya, DAMRI sepertinya masih terjebak di masa lalu. Seharusnya DAMRI dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk memaksimalkan pelayanannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun