Senja yang indah itu pelan-pelan meninggalkan takhtanya yang penuh sinar keemasan
Digantikan oleh rembulan yang indah diiringi oleh kilau gemerlapnya bintang-bintang
Rembulan itu pun perlahan menghilang beserta bintang-bintangnya, ditelan oleh kemegahan cahaya sang surya...
Demikian sang surya itu pun perlahan kembali lagi ke peraduannya
Meninggalkan segala keindahan bumi yang satu ke bumi yang lain
mereka silih berganti mengisi waktu dalam perputaran bumi
Semua menyaksikan begitu kagum, terpesona, takjub dan heran
Namun, tak ada yang abadi
Ingin ku hentikan ia pergi agar ku bisa lagi menikmati sinarnya,
indahnya, keagungan dan pesona kemegahannya
yang tersisa hanyalah jejak dan kenangan yang tak kunjung berakhir.
Letak kebahagiaanmu di mana?
Menyaksikan indahnya senja yang keemasan di kaki langit?
Menikmati indahnya sinar rembulan dan gemerlapnya bintang-bintang?
Atau, hangatnya sang surya yang memberi cahayanya bagi sekalian makhluk di bumi?
Tak ada satu pun yang akan setia menemani hingga akhir perjalananmu.
Semua datang dan pergi, masing-masing menuju jalannya
Hanya ada kamu, yang tinggal dan bertahan
Hanya ada kamu, dirimu yang selalu ada
Bahagia letaknya hanya ada pada hatimu
Bukan pada sesuatu apa pun juga.
Bahagia letaknya adalah pada dirimu sendiri
Maka, bolehlah kamu menikmati tetapi jangan jadikan milik
Bolehlah kamu bergembira karenanya, tetapi jangan lalu terpuruk karenanya
Jalani, ikhlaskan, terima dan syukuri
Lanjutkan perjalananmu,
mereka hanya lah sebagai selingan untuk memberikanmu kejutan-kejutan kecil
yang memberimu bahagia meski tidak abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H