Meskipun tidak secara tulisan, sastra-sastra yang disebutkan itu tetap melibatkan bahasa sebagai penyampaian ekspresi setiap dialog dan adegannya sehingga bahasa mampu dimaknai lebih lanjut. Pemaknaan akan lebih luas karena memasukkan unsur-unsur seperti mimik wajah, intonasi, dan lainnya. Oleh karena itu, pengenalan terhadap ragam sastra selain sastra tulisan ini diperlukan agar semakin banyak peluang untuk memajukkan budaya Indonesia termasuk bahasa atau lema itu sendiri.
Setelah dibahas dengan begitu rinci bagaimana hubungan antara sastra, bahasa, sampai dengan literasi, menyadarkan bahwa dalam upaya menumbuhkan lema bahasa Indonesia melalui sastra tidak se-simple bagaimana air mengalir. Bahasa yang baru dikenal, seperti bahasa gaul, mampu disampaikan melalui sastra dengan mewujudkan bentuk baru untuk mengekspresikan nilai-nilai dalam sastra itu sendiri. Namun, upaya literasi terhadap sastra tulisan yang diutamakan oleh Badan Bahasa sebagai upaya penambahan lema masih tergolong terbatas.Â
Kehadiran jenis sastra lain yang masih butuh dukungan dan diperhatikan lebih pula berpeluang untuk membantu lema bahasa Indonesia bertambah bahkan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa go international. Semakin banyak yang diperkenalkan, maka semakin banyak peluang untuk memajukan kedudukan Indonesia di mata masyarakat lokal dan luar. Mengingat keberagaman sastra tidak hanya sebagai cerita yang terdiri dari kata saja, melainkan penarik bagi perkembangan bahasa Indonesia sehingga perlunya kolaborasi kesadaran masyarakat lokal dan dukungan dari Badan Bahasa Indonesia.
Referensi
Darma, Budi. (2004). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.
Pengelola Siaran Pers. (2024, Juni). Badan Bahasa Targetkan 200.000 Lema pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tahun 2024. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/06/badan-bahasa-targetkan-200000-lema-pada-kamus-besar-bahasa-indonesia-kbbi-tahun-2024
Saifullah, Aceng R. (2019). Semiotika dan Kajian Wacana Interaktif di Internet. Bandung: UPI Press.
Sugihastuti, M.S. (2000). Wanita di Mata Wanita: Perspektif Sajak-sajak Toeti Heraty. Bandung: Nuansa Cendekia.
Wellek & Warren. (1949). Theory Of Literature. New York: Harcourt, Brace and Company.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H