Ajang balas dendam. Menjadi maklum kalau ada ospek berbau kekerasan terus berlangsung hingga kini. Alasannya cukup sederhana, mindset balas dendam akibat perlakuan sebelum-sebelumnya tidak hilang, sehingga saat menjadi panitia menjadi kesempatan untuk melampiaskan apa yang telah diterima di ospek sebelumnya.
Tindakan seperti itu telah menjadi kebiasaan sejak lama, bahkan pada masa kolonial. Jadi, kita dapat menyimpulkan bukan hanya ospeknya yang diwariskan secara turun-temurun, namun bentuk kekerasan dan perpeloncoannya pun turut menjadi warisan yang hingga kini belum bisa hilang sepenuhnya.
Melihat hal-hal yang telah disebutkan di atas, sudah sepatutnya tindak kekerasan dan perpeloncoan tidak dilakukan lagi, terlebih dalam lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan yang sejatinya tempat para generasi penerus bangsa menempa diri menuju ke arah yang lebih baik, harus menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi setiap orang yang ada di dalamnya.
Ospek sebagai kegiatan awal kampus bagi mahasiswa baru sudah semestinya dilaksanakan dengan menarik dan menyenangkan tanpa tindakan kekerasan dan perpeloncoan. Jika kampus diibaratkan dengan taman sebagaimana konsep Ki Hadjar Dewantara, maka seyogianya panitia ospek atau senior menjadi pemandu yang baik untuk adik-adiknya. Menunjukkan dengan baik mana tempat-tempat yang indah untuk menjadi spot belajar dan mengenalkan fasilitas apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam taman tersebut.
Referensi
kompas.com
merdeka.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H