Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ospek dan Segala Persoalannya di Kampus

18 September 2020   20:33 Diperbarui: 18 September 2020   20:41 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajang balas dendam. Menjadi maklum kalau ada ospek berbau kekerasan terus berlangsung hingga kini. Alasannya cukup sederhana, mindset balas dendam akibat perlakuan sebelum-sebelumnya tidak hilang, sehingga saat menjadi panitia menjadi kesempatan untuk melampiaskan apa yang telah diterima di ospek sebelumnya.

Tindakan seperti itu telah menjadi kebiasaan sejak lama, bahkan pada masa kolonial. Jadi, kita dapat menyimpulkan bukan hanya ospeknya yang diwariskan secara turun-temurun, namun bentuk kekerasan dan perpeloncoannya pun turut menjadi warisan yang hingga kini belum bisa hilang sepenuhnya.

Melihat hal-hal yang telah disebutkan di atas, sudah sepatutnya tindak kekerasan dan perpeloncoan tidak dilakukan lagi, terlebih dalam lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan yang sejatinya tempat para generasi penerus bangsa menempa diri menuju ke arah yang lebih baik, harus menjadi tempat yang paling aman dan nyaman bagi setiap orang yang ada di dalamnya.

Ospek sebagai kegiatan awal kampus bagi mahasiswa baru sudah semestinya dilaksanakan dengan menarik dan menyenangkan tanpa tindakan kekerasan dan perpeloncoan. Jika kampus diibaratkan dengan taman sebagaimana konsep Ki Hadjar Dewantara, maka seyogianya panitia ospek atau senior menjadi pemandu yang baik untuk adik-adiknya. Menunjukkan dengan baik mana tempat-tempat yang indah untuk menjadi spot belajar dan mengenalkan fasilitas apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam taman tersebut.

Referensi
kompas.com
merdeka.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun