Cerita rakyat
Selain bahasa yang digunakan dalam keseharian cerita rakyat di suatu daerah dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan pendidikna karakter terhadap anak. Di dalam cerita rakyat, baik yang sudah ditulis maupun hanya dari lisan banyak mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, seperti religius, tolong-menolong, bertanggung jawa, kerja keras, jujur disiplin dan lain sebagainya.
Cerita rakyat yang berkembang di masyarakat dapat digolongkan beberapa jenis seperti legenda, mite dan dongeng. Dari ketiga cerita tersebut dongeng menjadi favorit untuk kalangan anak-anak dan ceritanya lebih bervariasi. Cerita rakyat seperti dongeng yang terkesan menghibur sangat cocok apabila diceritakan kepada anak-anak. Selain fungsinya yang menghibur, anak-anak dapat mengambil nilai-nilai positif dari tokoh dalam cerita rakyat tersebut.
Kajian mengenai nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat pernah diulas oleh Fitra Youpika (2016). Beliau mengkaji nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita rakyat Suku Pasemah, Bengkulu. Dalam kajian tersebut dipaparkan 12 cerita rakyat yang terdiri dari 1 legenda dan 11 dongeng. Hasil kajian menunjukkan banyak terdapat nilai-nilai pendidikan karakter positif dalam cerita rakyat Suku Pasemah yang dapat ditanamkan dalam diri anak-anak.
Dengan begitu, jika dalam satu suku saja banyak ditemukan cerita rakyat yang mengandung nilai pendidikan karakter positif, maka dapat kita bayangkan betapa kayanya negara Indonesia yang memiliki banyak suku. Dari banyaknya suku itu pula dapat ditemukan cerita rakyat yang dapat dijadikan media dalam penanaman pendidikan karakter anak.
Teknik penanaman nilai-nilai karakter dengan cerita rakyat dapat dilakukan dengan mendongeng bercerita, atau dengan membaca. Teknik mendongeng atau bercerita dapat juga mendekatkan orang tua dengan anak sehingga dengan begitu orang tua dapat memberikan tekanan pada bagian-bagian tertentu dari cerita yang mengandung nilai karakter.
Permainan tradisional
Membahas kekayaan Indonesia seperti tidak akan pernah ada habisnya dan mengundang kekaguman luar biasa dari setiap orang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, pantaslah jika Indonesia disebut potongan surga. Mulai dari kekayaan alamnya, kekayaan bahasanya bahkan sampai pada permainan tradisional pun beragam rupa di setiap daerah.
Sayangnya, kekayaan itu saat ini mulai terkikis akibat pengaruh modernisasi. Sebut saja seperti permainan tradisional yang saat ini mulai dilupakan dan berganti permainan baru yang didukung oleh teknologi semisal gim yang dapat dimainkan melalui gawai. Bahkan, permainan modern tersebut membuat anak menjadi kecanduan.
Perihal permainan tradisional yang mulai ditinggalkan sejatinya memiliki filosofi yang baik dan menarik untuk dijadikan pemahaman terlebih jika dikenalkan kepada anak-anak. Dengan mengenalkan permainan tradisional, anak secara langsung diajarkan untuk mencintai budayanya sendiri.
Pengenalan permainan tradisional kepada anak secara langsung dapat menguatkan karakter positif anak. Misalnya, permainan engklek yang dapat dimainkan lebih dari satu orang memiliki nilai-nilai karakter positif yang dapat diambil oleh anak.Â