Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seputar Alasan Mengapa Tulisan Tak Kunjung Selesai dan Terkesan Susah

14 Agustus 2020   18:56 Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak istiqomah

Jika memiliki pandangan bahwa penulis hebat itu hanya sekali mencoba dan langsung jadi kemudian terkenal, maka pandangan ini perlu kita ubah sedikit. Ada banyak penulis terkenal yang tak sedikit ditempa cobaan, penolakan penerbitan hasil tulisan, bahkan ada yang harus rela mengeluarkan modal besar untuk menerbitkan karyanya sendiri. Namun, mereka tetap berusaha keras berusaha agar tulisannya enak dibaca dan layak terbit.

Apa hikmah dari semua itu? Hikmah yang dapat kita ambil adalah bagaimana mereka terus mencoba dan tidak menyerah. Mereka tetap istiqomah atau teguh pendirian bahwa karya mereka layak untuk dibaca khalayak ramai. Di samping itu mereka tetap mengasah kemampuan mereka dengan tetap menulis. Ibarat kata, pisau semakin diasah makan semakin tajam. Begitu pula mereka, kemampuan menulis yang terus diasah berujung pada hasil karya yang hebat dan terkenal.

Bagi yang ingin belajar menulis, kadang hal yang seperti ini terlewati untuk diamati. Tidak istiqomahnya keinginan yang dibarengi dengan tidak istiqomahnya tindakan atau praktik menulis yang berkelanjutan malah akan menimbulkan mundurnya kemampuan. Terlebih lagi bagi orang yang menulisnya musimam, akan menyebabkan tidak terasahnya kemahiran menulis.

Gagal fokus

Istiqomah tidak melulu pada tindakan terus-menurus menulis secara rutin. Akan tetapi, istiqomah perlu diterapkan pada pembahasan satu topik dalam menulis. Artinya, penulis harus fokus terhadap satu ide tulisan yang harus diselesaikan.

Misalnya, ketika sedang asyik menulis perihal lingkungan hidup kemudian muncul lagi ide tentang pendidikan. Dari munculnya ide baru ini kemudian si penulis beralih ke topi satunya. Nah, peralihan dari satu ide ke ide lainnya inilah yang disebut dengan penulis yang gagal fokus.

Gagal fokus yang tidak diatasi akan menyebabkan tulisan sebelumnya tidak terselesaikan. Jika berkelanjutan, maka bertumpuklah tulisan-tulisan yang tidak selesai. Oleh karena itu, penulis harus bersabar dan mampu mengendalikan hasrat untuk menulis ide lain.

Berkonsentrasi atau berfokus pada satu ide tulisan akan membantu si penulis untuk segera menyelesaikan tulisannya. Cara lain yang dapat dilakukan penulis untuk mengatasi hal ini adalah dengan mencatat pokok-pokok ide baru yang muncul dalam catatan yang berbeda. Ide baru tersebut kemudian dapat dilanjutkan setelah tulisan sebelumnya selesai.

Sebagai kesimpulan dan motivasi, apa yang kita inginkan dalam menulis pasti akan terwujud manakala ada niat, usaha dan keberanian melawan hambatan dalam menulis. Kelima alasan tulisan tidak selesai dan terkesan susah yang telah disebutkan di atas merupakan hambatan secara umum. Setiap orang tentu memiliki pengalaman yang berbeda. Oleh karena mari kita sambung dalam komentar.


Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun