Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Didi Kempot Kita Belajar Cara Mengenalkan dan Melestarikan Bahasa

5 Mei 2020   17:36 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar duka datang dari dunia permusikan tanah air. Dionisius Prasetyo atau yang dikenal dengan nama Didi Kempot meninggal dunia pagi tadi (5/5/2020) di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Didi Kempot meninggal pukul 07.30 pada usia 53 tahun.

Meninggalnya Sang Maestro lagu campursari membuat kaget penikmat musik tanah air. Pasalnya tidak ada tanda-tanda kalau sedang sakit. Bahkan, terakhir Didi Kempot mengadakan konser yang disiarkan langsung oleh Kompas TV.

Konser yang bertujuan menggalang dana untuk masyarakat yang terdampak covid-19 ini berhasil mengumpulkan dana sebesar 7,6 miliar rupiah. Tidak ada yang menyangka kalau itu adalah konser terakhir Didi Kempot.

Ada salah satu pelajaran yang sangat menarik dari seorang Didi Kempot dalam mengarang dan menyanyikan lagu. Lagu campursari yang dinyanyikannya menggunakan bahasa Jawa.

Sang maestro tetap konsisten menyanyikan lagu-lagu campursari dengan menggunakan bahasa Jawa di tengah hingar bingarnya lagu pop, dangdut, rock berbahasa Indonesia dan Inggris. Kekonsistenan itulah yang mengantarkan Didi Kempot pada kesuksesan.

Saat ini siapa yang tidak kenal dengan Didi Kempot, namanya sebagai Legandaris musik campursari dikenal di seluruh daerah di tanah air. Berkat lagu-lagu yang diciptakan Didi Kempot pula bahasa Jawa semakin familiar di telinga.

Salah satu yang unik dari lagu Didi Kempot yaitu temanya tentang patah hati atau perasaan. Oleh karenanya julukan "Godfather of Broken Heart" melekat pada Didi Kempot.

Lagu-lagu Didi Kempot juga seperti mewakili setiap perasaan seseorang yang mendengarkannya. Terlebih lagi anak-anak muda yang sedang galau karena putus cinta. Sebab dari itu, lagunya disukai lintas generasi, termasuk generasi milenial sekarang ini.

Selanjutnya dengan lagu dan pilihan bahasa Jawa yang terkesan akrab, seolah Didi Kempot mengajarkan kita "ini loh cara mengenalkan bahasa daerah sekaligus melestarikannya."

Coba kita lihat saat konser di Jakarta 14/2/2020 beberapa waktu lalu sebelum diberlakukannya physical distancing, seluruh penonton terhanyut dengan lagu yang dinyanyikannya. Orang tua dan muda-mudi ikut bernyanyi dengan bahasa Jawa. Kita tahu yang hadir bukan hanya orang Jawa tetapi dari daerah lain yang tidak berbahasa Jawa. 

Atau yang menurut penulis paling ambyar adalah Didi Kempot menyanyikan lagu-lagunya di luar negeri seperti Suriname tahun 2018 lalu. Konser tersebut juga dihadiri oleh Presiden Suriname beserta ibu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun