Adakah di sini yang masih ingat tugas dari guru saat ramadan dulu? Itu lo tugas untuk meminta tanda tangan imam salat tarawih ketika selasai salat. Lanjut setelah itu, kita disuruh meminta tanda tangan pula ke takmir masjid setelah kita mengikuti tadarus dan salat subuh berjamah.
Dulu, ketika ramadan tinggal beberapa hari, guru sudah membagikan buku ramadan. Isinya ya itu, tabel yang berisi nama imam, takmir, dan tanda tangan yang disertai keterangan telah mengikuti salat tarawih, salat subuh dan tadarus.Â
Kalau ada kultum, tinggal ditambah kegiatan kultum yang diikuti. Imam salat tarawih dan takmir masjid pun merasa senang ketika dimintai tanda tangannya.
Nah, untuk saat ini kegiatan serupa itu sepertinya sudah mulai kurang dilaksanakan. Padahal, kegiatan seperti itu berguna untuk meningkatkan karakter religius siswa. Dengan kegiatan seperti itu juga, secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap siswa untuk rajin beribadah dan memakmurkan masjid.
Saya masih ingat ketika merasakan malas untuk ikut salat tarawih dan tadarus tiba-tiba teringat buku ramadan yang diberikan guru. Pesan guru, katanya kalau ada yang tidak terisi akan dikenakan sanksi saat sekolah sudah masuk lagi. Kalau misalkan tidak ikut salat tarawih, salat subuh dan tadarus harus ada keterangan dari orangtua.
Jika diingat kembali saat ini, malah menjadi sesuatu yang saya pandang seru dan benar-benar terasa nilai positifnya. Bersama teman-teman berjejer rapi dalam shaf salat dan setelah itu berebut meminta tanda tangan.Â
Kenangan itu juga kadang membuat saya tersenyum sendiri dan mengandaikan bagaimana kalau saat ini hal semacam itu digalakkan dan ditingkatkan lagi dengan bantuan teknologi. Salah satunya memanfaatkan gawai.
Kita tahu sendiri saat ini, perkembangan gawai sebagai produk teknologi semakin meningkat. Perusahaan-perusahaan gawai bersaing ketat menawarkan produk dengan fitur yang menarik dan lengkap.Â
Jadi, dengan gawai yang sedemikian canggih kita dapat memanfaatkannya untuk kegiatan yang positif bersama siswa, terutama saat bulan Ramadan seperti sekarang ini.
Gawai sebagai pengganti buku ramadan
Kita tidak dapat memungkiri hadirnya gawai telah membantu kita terhubung dengan rekanan kita mulai dari yang dekat sampai yang jauh sekalipun. Keterhubungan kita didukung aplikasi pesan dan panggilan video semisal whatsapp, line dan telegram yang terinstal dalam gawai.
Gawai yang dimiliki dapat dimanfaatkan sebagai pengganti buku ramadan sebagai alat pemantau dan penilaian kegiatan siswa selama ramadan. Sebelum puasa guru dapat membentuk group whatsapp siswa dalam satu kelas.Â
Siswa dapat melaporkan kegiatan ramadannya melalui group tersebut dalam bentuk foto dan video. Guru juga dapat bekerjasama dengan orangtua untuk saling mengontrol siswa dalam berkegiatan selama bulan ramadan.
Gawai sebagai media berbagi hikmah ramadan
Di samping sebagai pengganti buku ramadan, gawai juga dapat digunakan sebagai media berbagi hikmah ramadan. Guru dapat mengirimkan hikmah ramadan dalam bentuk tulisan dan video. Tulisan dan video tersebut tentu harus sesuai dengan tingkatan siswa.
Waktu berbagi hikmah ramadan dapat dilakukan di waktu sore. Siswa dapat membaca tulisan atau menonton video sambil menunggu waktu berbuka tiba. Di akhir kegiatan, siswa dapat diminta untuk mencatat poin-poin hikmah ramadan tersebut.
Gawai sebagai media tadarus
Gawai juga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk tadarus selama ramadan. Dengan group yang telah dibentuk sebelumnya, guru dapat membuat daftar dengan judul "Khotmil Quran Kelas ...".Â
Berikutnya guru dapat memandu siswa untuk menuliskan nama-nama mereka ke dalam daftar sesuai dengan nomor urut dan juz dalam Alquran yang akan dibaca. Siswa diberikan kebebasan mau mengaji juz berapa saja.
Dalam mengaji, guru dapat memberikan ketentuan semisal tiga hari untuk mengaji satu juz. Jadi, dalam satu kelas selama tiga hari telah merampungkan tiga puluh juz dalam Alquran. Bisa dihitung dalam satu bulan, guru dan siswa dalam satu kelas telah hatam Alquran sebanyak sepuluh kali.
Terakhir, bulan ramadan merupakan momentum untuk memperkuat karakter religius siswa. Adanya gawai sebagai produk teknologi membuat guru lebih mudah dalam mengontrol dan memandu siswa untuk meningkatkan karakter religiusnya.Â
Kebiasaan lama berburu tanda tangan imam masjid dan takmir dapat diejawantahkan kembali dengan format yang berbeda sesuai dengan kemajuan zaman sekarang. Harapannya, setelah ramadan selesai nanti kita dapat melihat siswa yang lebih baik dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H