Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesempatan Mengenalkan Permainan Tradisional

6 April 2020   09:36 Diperbarui: 6 April 2020   11:24 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa permainan tersebut memiliki cara bermain yang berbeda-beda, terutama pletokan dan lompat tali yang harus memerhatikan kondisi di dalam rumah.

Di dalam permainan tradisional, misalnya permainan dam-daman memiliki nila-nilai pendidikan yang dapat dikaitkan dengan pendidikan di sekolah. 

Nilai yang dapat diambil dari permainan dam-daman adalah melatih konsentrasi dan kesabaran pemainnya, melatih kecerdikan dan kecerdasan dan, melatih keberanian dalam mengambil keputusan dan menanggung risiko dari keputusan yang telah diambil. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan landasan oleh anak ketika berada di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Contoh lainnya adalah permainan bola bekel. Permainan bola bekel dapat dilakukan sendiri. Akan tetapi, agar lebih menantang, permainan bola bekel dapat dilakukan berdua dan seterusnya. Permainan bola bekel juga memiliki nilai dan manfaat yang baik untuk anak. 

Di antaranya adalah melatih kesabaran anak dalam menunggu giliran, melatih konsentrasi, dan melatih sensor motorik anak melalui gerakan tangan dan kejelian mata. Nilai dan manfaat tersebut juga dapat diterapkan anak ketika belajar di sekolah.

Selanjutnya, kegiatan bermain permainan tradisional yang semula dimanfaatkan oleh orangtua untuk mengurangi kejenuhan anak saat belajar dari rumah menjadikan orangtua turut berperan dalam mengenalkan dan melestarikan budaya Indonesia. 

Hal itu sejalan dengan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pasal 24 ayat 2 yang menyebutkan setiap orang dapat berperan aktif dalam melakukan pemeliharaan objek pemajuan kebudayaan. Salah satunya adalah permainan tradisional / rakyat.

Dengan diajaknya anak untuk memainkan permainan tradisional, orangtua juga telah menambah pengetahuan dan kecintaan anak terhadap budaya bangsa Indonesia. 

Seperti yang sudah diketahui bersama, permainan tradisional negara Indonesia sebagai budaya bangsa dewasa ini sedikit demi sedikit telah tergerus oleh permainan modern. 

Oleh karena itu, dikeluarkannya kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah akibat pandemi virus corona ini sepatutnya dijadikan kesempatan untuk mengenalkan budaya asli Indonesia melalui permainan tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun