Lebih jauh lagi bersamaan dengan waktu yang terus berjalan, dari masalah rujakan yang semakin individualis bergeser ke masalah ngopi bareng. Saat ini, ngopi pun begitu terjadi pergeseran nilai seiring perkembangan teknologi dan informasi. Ngopi  biasanya menjadi tujuan untuk melebur bersama karena ketika ngopi akan diiringi dengan cerita dan pertukaran pikiran. Akan tetapi apa mau dikata, bareng hanya ketika datangnya bareng tapi ketika duduk kembali pada handphone masing-masing.
Secara tidak langsung dari dua kejadian di atas, kita dapat mengetahui dan memahami semakin terkikisnya nilai luhur kita, seperti gotong royong, kepedulian terhadap sesama, kerekatan satu dengan yang lain semakin menipis. Gejala-gejala seperti ini  merupakan gejala akan tergerusnya integrasi bangsa kita.
Mari melangkah lebih jauh lagi dari kata rujakan dan ngopi bareng menuju kejadian sekarang ini, perihal virus corona. Virus corona mari kita anggap saja sebagai ujian untuk bangsa kita saat ini. Virus corona yang semula dianggap remeh karena kekebalan dan kebandelan tubuh kita, kini telah dianggap masalah serius yang menelan korban. Sejauh ini, korban positif virus corona di negara kita sudah lebih dari seribu orang.
Di dalam situasi seperti inilah integrasi bangsa kita sebenarnya diuji. Sebesar apakah nilai persatuan dan kesatuan yang dimiliki setiap pribadi bangsa kita ini? Kita boleh menganggap ini adalah sebentuk penjajahan, penjajahan dari makhluk tak kasat mata, Â yaitu virus.
Dari kebiasaan rujakan sampai virus corona ini dapat kita lihat kepedulian, kebersamaan dan gotong royong masyarakatnya dalam menghadapi pandemi virus corona. Banyak yang menyerukan untuk kita bersama-sama dalam menghadapinya, tapi tidak sedikit juga yang memanfaatkan momen untuk saling menyalahkan, menyudutkan, bahkan isu-isu agama dan politik  turut dimasukkan.Â
Dari sudut ekonomi pun begitu, orang-orang tak mau kehilangan momentum, hingga dijuallah masker dengan harga yang melambung. Dari hal mistis dan menjadi hoax juga begitu, kasus yang terbaru seorang bayi baru lahir dan berbicara meminta memakan telur. Akibatnya banyak warga mencari dan memborong telur.
Perlu kita kaji dan renungkan kembali sejarah bangsa kita. Bangsa kita adalah bangsa yang besar dan bangsa yang berdiri tegak karena persatuan dan kesatuan. Bangsa yang berintegrasi satu sama lain tanpa membedakan suku, ras, agama  dan bahasa. Saat inilah seharusnya kita tunjukkan keintegrasian kita untuk melawan virus corona ini.Â
Oleh karenanya, melawan virus corona ini adalah tugas bersama, tidak hanya tim medis, pemerintah, masyarakat, golongan A dan B, dan agama A dan B. Ini adalah perjuangan se-bangsa dan se-tanah air, bersama kita teguh, bercerai kita runtuh meskipun social distancing tetap kita jaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H