Mohon tunggu...
Lutfi Fira Firnanda
Lutfi Fira Firnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Aktif Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Konten Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mengulas Kepemimpinan Milenial dengan Budaya Lokal : Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin

15 Juli 2024   10:35 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:38 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Zaman pada era milenial telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Kepemimpinan milenial ditandai oleh pendekatan yang lebih fleksibel, inklusif, dan berorientasi pada teknologi. Namun, dalam konteks Indonesia, integrasi budaya lokal menjadi kunci penting untuk membentuk gaya kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan. 

Latar belakang Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin

Berbicara mengenai gaya kepemimpinan milenial maka tidak lupa dengan sosok pemimpin muda berusia 34 tahun, Bupati Trenggalek Periode 2019-2024, Mochamad Nur Arifin, atau yang biasa dipanggil masyarakat dengan nama Mas Ipin. Beliau lahir dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sederhana, bapaknya berprofesi sebagai tukang becak dan ibunya adalah seorang asisten rumah tangga. 

Di usianya yang ke 25 tahun Mas Ipin berhasil terpilih menjadi Wakil Bupati Trenggalek dan masuk dalam rekor Muri sebagai Wakil Bupati termuda se-Indonesia. Terlahir dari keluarga dengan ekonomi yang sederhana, justru membuat sosok Mas Ipin peka dan peduli terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya.

Kini Mas Ipin maju menjabat sebagai Bupati Trenggalek menggantikan Emil Dardak yang dilantik menjadi Gubernur Jawa Timur. Selama menjabat sebagai Bupati Trenggalek beliau menggunakan gaya kepemimpinan milenial transformasional dalam menjalankan pemerintahan di Trenggalek. Kepemimpinan transformasional menekankan pemimpin agar memotivasi bawahannya untuk melakukan tanggung jawab melebihi ekspetasi yang diharapkan ditengah era milenial.

Gaya kepemimpinan milenial yang diterapkan Mas Ipin tetap berpegang dengan kearifan lokal kota Trenggalek dengan berinovasi agar menjadi budaya. Mas Ipin memiliki segudang inovasi dalam kepemimpinan milenialnya yang berhasil meraih penghargaan Apresiasi Inovasi Kecamatan CETTAR untuk Jatim Bangkit yang diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, karena inovasi tersebut dinilai mampu berdampak pada pelayanan sosial dan ekonomi lokal.

Program Kepemimpinan Milenial yang diterapkan Mas Ipin

Mas Ipin memiliki program prioritas utama yang diterapkan untuk pelayanan publik, penanggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, serta peningkatan kualiatas pendidikan.

Ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek bersama Emil Dardak, beliau mencetuskan Program Gertak (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan) untuk mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan yang menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk menggalang dana dari zakat, infak dan sedekah dari para Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun instansi lain serta masyarakat umum untuk disalurkan kepada masyarakat miskin di Trenggalek. 

Program inovatif ini diapresiasi oleh Menteri Dalam Negeri RI dan mendapatkan penghargaan Good Practice Awards di tahun 2018. Walaupun memiliki berbagai prestasi dan pencapaian Mas Ipin selalu rendah hati dan menganggap pencapaiannya sebagai penyemangat untuk terus bekerja di masa depan.

Dan pada saat menjabat sebagai Bupati Trenggalek Mas Ipin memiliki program kolaborasi dan kerjasama untuk meningkatkan perekonomian lokal Trenggalek agar lebih berkembang dengan diadakannya Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan Kemitraan Pemerintah Australia-Indonesia (KOMPAK). 

Serta berkerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menginisiasikan Trenggalekkab-CSRIT (Computer Security Insident Respon Team) untuk meminimalisir adanya kejahatan siber dan meningkatkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) serta untuk meningkatkan layanan masyarakat. Bupati Trenggalek juga berkolaborasi dengan CEO Indonesia untuk berinvestasi dalam pengelolaan lahan di Trenggalek dalam rangka pembangunan sentral perekonomian melalui sektor pariwisata.

Adapun beberapa program lain yang diterapkan Mas Ipin untuk meningkatkan pelayanan masyarakat diantaranya Program "Mening Deh" atau kepanjangan dari Makaryo Ning Desa, Desa Hebat. Program ini juga memberikan keterampilan bertani dan berternak hingga kepelosok desa melalui pelatihan. 

Ada juga Program Pembangunan Layak Huni yang dilakukan melalui perkemahan Wirakarya dengan tujuan pembangunan hunian untuk masyarakat miskin. Mas Ipin juga mengadakan Program Anti Kemiskinan untuk pemberdayaan ekonomi produktif masyarakat miskin. Beliau juga menggelar Forum Musrenbang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) yang dilakukan secara daring di Gedung Smart Center dengan tujuan agar dapat memperluas layanan 119 dan layanan Call Center 24 jam.

Program kepemimpinan yang diterapkan Mas Ipin untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang mana disini Pemerintah Kabupaten Trenggalek bekerja sama dengan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung untuk meningkatkan kualitas guru melalui program PPG. Program ini bertujuan untuk mencetak lulusan guru profesional dengan kualitas terbaik. 

Ada juga program Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Workshop ini dipandu oleh Pengawas Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, yang memberikan contoh-contoh dalam melayani kebutuhan belajar murid dengan memahami gaya belajar murid dan melakukan variasi strategi pembelajaran di kelas.

 

Tradisi Kearifan Lokal Yang Masih Dipertahankan

Bupati Trenggalek menerapkan tradisi kearifan lokal bersama masyarakat dalam masa pemerintahannya untuk mempertahankan budaya lokal yang sudah lama ada. Seperti digelarnya Nyadran Dam Bagong sebagai wujud syukur dari para petani atas hasil pertanian yang didapatkan, para petani menyedekahkan kerbau yang kemudian disembelih dan dibagikan kepada warga, Gus Ipin juga terlibat dalam tradisi turun temurun ini, dengan tujuan untuk menghormati jasa Ki Ageng Menak Sopal yang membawa kemakmuran ke daerah tersebut. Tradisi Kupatan atau Lebaran Kupatan digelar dengan mengadakan festival dan arak tumpeng kutupat pada malam Lebaran Ketupat.

Warga Trenggalek juga memiliki tradisi Upaya Adat Ngetung Batih berupa budaya tak benda. Dalam bahasa jawa adat ini memiliki arti Ngitung Batih atau menghitung keluarga (batih). Dengan tradisi ini seluruh anggota keluarga dapat berkumpul yang diharapkan dapat membawa keberkahan dan kemudahan dalam mencari rezeki.

Tradisi selanjutnya adalah Kirap pusaka yang diadakan pada setiap tanggal 31 Agustus sebagai peringatan hari jadi Trenggalek. Dalam tradisi ini sejumlah pusaka di Kabupaten Trenggalek dijamas atau dibersihkan menggunakan air yang berasal dari 14 mata air, kemudian akan dikirab menuju Pendhopo Manggala Praja Nugraha oleh Bupati Trenggalek dan dikembalikan ke tempatnya.

Semua tradisi-tradisi yang dilakukan telah berlangsung turun-temurun. Selain itu, Mas Ipin juga memastikan bahwa tradisi ini tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat modern, namun tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal yang ingin diwujudkan dalam tradisi tersebut.

 

Kesimpulan

Perkembangan era milenial membawa perubahan signifikan dalam kepemimpinan yang lebih fleksibel, inklusif, dan berorientasi teknologi. Di Indonesia, integrasi budaya lokal penting diterapkan untuk kepemimpinan efektif. Seperti yang dilakukan oleh Bupati Trenggalek periode 2019-2024, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin).

Gaya kepemimpinannya menekankan inovasi, budaya lokal, dan program-program seperti GERTAK dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan perekonomian. Program lain termasuk pelatihan keterampilan di desa, pembangunan layak huni, dan peningkatan kualitas pendidikan melalui kerjasama dengan universitas.

Mas Ipin juga mempertahankan tradisi lokal seperti Nyadran Dam Bagong, festival kupatan, dan kirap pusaka. Tradisi ini dijaga agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat modern tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya lokal.

 

Ditulis Oleh : Lutfi Fira Firnanda, Wahidah Nurul Hidayah, dan Dr. Sarwadi, M.Pd.I. (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah Madani Yogyakarta)

 

Referensi :

 

https://yoursay.suara.com/amp/news/2021/12/18/001556/menilik-kepemimpinan-milenial-ala-bupati-trenggalek-gus-ipin 

https://jatimtimes.com/baca/237342/20210310/203800/bupati-trenggalek-kupas-4-program-prioritas-untuk-sejahterakan-kelompok-rentan 

https://sudutpandang.id/program-makaryo-neng-ndeso-terobosan-baru-bupati-trenggalek/

https://www.kompasiana.com/448_elyasonyarayapriasti_23i6533/664edc02c925c47e6960f932/analisis-gaya-kepemimpinan-transformatif-dalam-mewujudkan-good-governance-pada-kepemimpinan-bupati-mochamad-nur-arifin

https://trenggalekkab.go.id/article/berita/nyadran-dam-bagong-kembali-digelar-tradisi-kearifan-lokal-trenggalek-syukuri-hasil-pertanian

https://lms.ojk.go.id/OJK/FrontendLibrary/News/ANews/11

https://kumparan.com/tugumalang/obsesi-bupati-trenggalek-memiliki-rumah-sakit-internasional-untuk-rakyatnya-1w2llb1WM53

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun