LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRAÂ
TINGKAT SMP DI SLBN TEMANGGUNGÂ
Lutfiana SyarifahÂ
Institut Islam Nahdlatul Ulama TemanggungÂ
 lutfianasyarifah16@gmail.comÂ
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan tentang layanan pendidikan anak tunanetra di tingkatan SMPLB Djojnegoro Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas, guru seni music dan siswa. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dengan triangulasi teknik dan sumber. Data dianalisis menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian layanan pendidikan siswa tunanetra tingkat SMP di SLB Temanggung meliputi, 1) Pendidikan untuk siswa tunanetra yang masih punya sisa penghlihatan masih bisa melihat huruf dan menggunakan sosial media namun ukuran huruf nya yang harus diperbesar. 2) Pendidikan untuk siswa yang sama sekali tidak bisa melihat harus menggunakan Braille utuk mencatat pembelajaran dan mengunakan fitur khusus untuk menggunakan social media dengan mengandalkan indra pendengaran. 3) Saat pelajaran seni musik siswa tunanetra lebih fokus ke vocal dan ada juga anak tunanetra yang bisa main alat music keyboard karena turunan keluarga. 4) Siswa tunanetra mengalami buliying disekolah umum sehingga mereka pindah ke SLBN Temanggung.
Kata kunci: pendidikan, tunanetra
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi semua manusia untuk bisa menjamin keberlangsungan kehidupannya serta menjadi faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, karena kualitas kehidupan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pendidikan. Sunaryo Kartadinata dan Nyoman Dantes mengartikan pendidikan sebagai upaya membantu anak agar bisa mengembangkan diri secara optimal di dalam masyarakat (Arif Rohman 2009: 8). Dalam hal ini tujuan dari pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi dari peserta didik agar bisa menjadi insan yang lebih berkualitas.
Hal ini berlaku juga untuk anak berkebutuhan khusus yang juga merupakan peserta didik yang mempunyai karakteristik dan keunikan sendiri pada proses pembelajaran. Dilihat dari hakekat, martabat, dan harkat kemanusiaan antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal pada dasarnya sama (Parwoto, 2007:16). Dengan adanya anak yang berkebutuhan khusus di dalam suatu sekolah yang memiliki kekurangan dan juga kelebihannya tidak lantas menimbulkan diskriminasi kepadanya. Sekolah inklusif atau SLB merupakan solusi yang sudah diberikan pemerintah untuk dapat menyelamatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di Indonesia.