Mohon tunggu...
Lutfia Habibah
Lutfia Habibah Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Lakukan yang terbaik. (Syukur, Ikhlas, Sabar)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Penistaan Agama Ahok, Ampuh atau Senjata Makan Tuan?

17 November 2016   12:30 Diperbarui: 17 November 2016   12:33 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompas.com

Masih ingat bagaimana Roy Suryo nyinyir mengganti kata TemanAhok dengan TemanMabok? tidak butuh waktu lama, muncul foto beberapa kader PD dengan botol minunam beralkohol di depannya. Senjata makan tuan?, pinginnya menghancurkan citra TemanAhok, malah citra kader PD yang nyungsep.

Tentu belum lupa kan dengan kasus rumah sakit Sumber Waras? dimana BPK mencurigai ada kejanggalan dalam pembelian lahan RS Sumber Waras, dan Ahok dituduh korupsi, sampai sampai Ahok harus bilang BPK ngaco, terjadi paduan suara "Ahok harus dipenjara" karena korupsi dalam pembelian lahan RS Sumber Waras. Namun apa yang terjadi? KPK menyatakan belum ditemukan korupsi bahkan niat korupsi pun tidak ditemukan. Bukannya Ahok yang dipenjara, malah ketua BPK Harry Azhar Azis yang tersandung dengan skandal Panama Papers. Senjata makan tuan? Maunya sih ahok dipenjara, eehh malah ketua BPK yang terbongkar kebusukannya.

Belum lama ini rame kasus reklamasi, belum hilang dari ingatan bagaimana Ahok diserang habis-habisan, sampai ahok dibilang gubernur podomoro,  seolah-olah ini adalah senjata ampuh untuk melumpuhkan Ahok, mulai dari pengamat, aktivis, artis mantan bakal cagub DKI, anggota DPRD bahkan Menteri menyerang Ahok dalam kasus reklamasi. hemmm... tapi... abrakadabra... adik bang Topik kena OTT kasus reklamasi, duuuhhh malu gak ya...? kayaknya gak, karena masih saja ngeyel ahok terlibah kasus suap reklamasi, sampai akhirnya ahok bersaksi di pengadilan, dan semua bisa melihat bagaimana aksi Ahok. Tuh kan kena lagi, Senjata makan tuan? nafsu banget ahok ditangkap dan dipenjara, kok malah adik bang Topik yang jadi pesakitan. duhhh nasib-nasib. 

Sepertinya 'lebaran kuda' masih jauh, masih ada waktu untuk menjatuhkan Ahok, mumpung ada jurus dan senjata paling ampuh se dunia "Penistaan Agama". Buni yani menyulut api, mulai membakar sekelilingnya, tau ada api, beberapa ustadz/pemuka agama bukannya memadamkan, malah mengipasi, bahkan ada yang sampai nangis bombay (matanya pedes kena asap), api semakin membesar dan menjalar kemana mana. eeehhh...MUI datang bukannya menyiramkan air untuk mengurangi kebakaran, malah menyiramkan bensin. 

Tak ayal kebakaran semakin meluas, situasi tambah parah, puncaknya demo besar 411, ketika ada penunggang kepentingan politik jahat. sayangnya yang ditunggangi tidak sadar, tapi malah bersemangat mengobarkan api seperti mendapatkan amunisi baru untuk membakar dan menghanguskan Ahok. Sial yang ada disamping Ahok (Presiden Jokowi) terkena percikan apinya.

Perang strategi dimulai, untungnya Ahok dan pendukungnya tidak ikut terprovokasi untuk melakukan hal yang sama. Ahok bisa mendinginkan pendukungnya agar tidak tersulut api balas aksi demo. Salut deh buat Ahok dan pendukungnya yang bisa mengendalikan diri dan bersikap legowo menerima keputusan AHOK SEBAGAI TERSANGKA KASUS PENISTAAN AGAMA. Apakah ini kekalahan Ahok? apakah polisi takluk terhadap tekanan demo 411? saya rasa sudah banyak kompasianer yang membahasnya. dan saya setuju Ahok memang harus dijadikan tersangka karena beberapa alasan, saya menduga :

1. Karena gelar perkara tidak bisa dilakukan secara terbuka penuh (disiarkan live), sehingga masyarakat tidak bisa menyaksikan langsung apa yang terjadi dalam gelar perkara;

2. Meredam kemarahan para pendemo 411, Jika Ahok dinyatakan tidak bersalah, bisa jadi polisi dituduh tidak profesional, tidak netral dlsb. yang bisa mengakibatkan demo lanjutan yang       mungkin lebih besar dari demo 411, 

3. Agar kasus Ahok bisa dibawa ke pengadilan terbuka dan masyarakat bisa menyaksikan langsung jalannya persidangan.

4. Mungkin masih ada pertimbangan-pertimbangan lainnya. Wallahu A'lam bisshowaf.

Jurus "mabok" dan Senjata "Penistaan Agama", ampuhkan seperti pedang naga puspa-nya Aria Kamandanu? atau justru akan kembali menjadi senjata makan tuan? kita tunggu saja episode selanjunya. Tapi jika dilihat "prakiraan cuaca, sepertinnya mendung", meski mendung tak berarti hujan, he he he... lagunya Alm. Nike Ardila tuh.

Ayo kita bayangkan persidangan Ahok, mengacu persidangan Jessica yang disiarkan live, siapapun bisa menyaksikan :

1. Dalam persidangan akan ada beberapa saksi dan ahli yang memberatkan atau meringankan Ahok.

2. Tanpa rasa takut dan tertekan, Ahok akan melahap setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya, baik dari JPU, kuasa hukum, ataupun Hakim (ingat saat Ahok jadi saksi di persidangan       Sanusi)

3. Terjadi perdebatan antara kedua belah pihak (tim JPU dan kuasa hukum dan / atau Ahok) beserta saksi dan ahli dari masing-masing pihak.

Dalam persidangan inilah, justru menurut saya masyarakat khususnya umat islam yang akan diuntungkan. Karena secara tidak langsung kita bisa belajar dan menyerap ilmu, baik tentang hukum pidana (khususnya penistaan agama) ataupun tentang seluk beluk tafsir Al-Qur'an surat Al-maidah ayat 51, bahkan mungkin ayat lainnya, karena para ahlinya masing-masing akan menjadi saksi ahli dalam persidangan. 

Siapkan diri untuk menerima pelajaran dari ahli tafsir Al-Qur'an, kalaupun nanti ada perbedaan pandangan atau tafsir dari masing-masing ahli. gak usah pusing, santai saja, kita tinggal meyakini mana yang menurut kita benar. Asalkan itu bisa meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah SWT. boleh boleh saja. perkara nanti kita masuk surga atau neraka karena meyakini salah satu tafsir dari Al-Maidah ayat 51 (atau lainnya), serahkan pada Allah SWT.

Sebaliknya, justru dalam persidangan ini akan menjadi titik balik SENJATA MAKAN TUAN bagi para orang atau golongan yang menginginkan Ahok dan Jokowi tumbang. Karena dalam persidangan ini masyarakat justru akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru, sehingga pihak pihak tertentu sudah tidak bisa lagi dengan laluasa mempengaruhi masyarakat dengan senjata yang sama. Selain itu, Ahok justru akan mendapatkan 'panggung baru' disaat para pesaingnya tertatih tatih cari 'panggung'. Media pasti akan lebih menyorot kasus Ahok daripada blusukan pesaing Ahok.  HASRATNYA INGIN AHOK HANCUR, EEHHH MALAH DIRINYA YANG HANCUR LEBUR BERKEPING-KEPING.

Masihkah kita akan melihat AHOK SAKTI, setiap senjata yang menyerangnya akan berbalik menyerang tuannya?. Atau ini menjadi pertempuran terakhir Ahok dan AHOK TAMAT? Menarik untuk kita ikuti kisah selanjutnya.

Salam.

Maaf ya.. jika tulisan belum enak dibaca, karena selama ini saya hanya jadi pembaca setia tulisan-tulisan anda sejak akhir tahun 2012, dan bergabung di kompasiana Februari 2013, tapi belum menghasilkan tulisan ataupun komentar apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun