Mohon tunggu...
Lutfiah Amaliyah
Lutfiah Amaliyah Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Manusia dengan keterbatasan dan berusaha untuk bergerak maju

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Melupakan Atau?

20 Juni 2021   19:43 Diperbarui: 23 Juni 2021   21:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram pitabuku

Kutipan yang dilontarkan Maryam benar. Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal yang menyakitkan yang mereka alami. Novel yang kalo diliat dari judulnya bisa ditebak ceritanya tentang cinta-cintaan, Tapi Hujan bukan hanya bercerita tentang dua sejoli bahkan bercerita tentang perkembangan manusia dan kecanggihan teknologi di masa depan, tentang kehilangan dan penerimaan akan kehilangan itu sendiri, memeluk erat-erat semua memori yang bahkan menyakitkan. Tentang persahabatan dan ketulusan dalam hubungan tersebut.

 Dengan latar belakang tahun 2040-2050, Lail sosok perempuan yang menjadi pameran utama dalam novel ini. Kisahnya berawal dari bencana letusan super Vulkano gunung purba serta gempa berkekuatan 10 s.r yang langsung disambut dengan tsunami besar yang akhirnya menyebabkan kerusakan parah di bumi dan merenggut kedua orang tua Lail. Di pengungsian disanalah ia bertemu sosok laki-laki yang akhirnya menjadi penyebab Lail ingin menghapus semua benang pahit dalam hidupnya. Soke Bahtera, sosok laki-laki yang kala kejadian naas itu menolong Lail dan menjadi salah satu alasan Lail terus berjuang. Mereka terpisahkan karna Esok di adopsi oleh walikota setempat. Esok bahkan banyak mengajarkan kita bagaimana menjadi manusia jenius yang bermanfaat bagi orang sekitar. Sebut saja namanya Maryam, perempuan yang polos dan terlalu jujur yang selalu menjadi sahabat terbaik Lail. 

"Ayolah Lail. Sudah saatnya kamu melupakan Soke Bahtera. Masih banyak pemuda lain yang lebih oke dibanding dirinya. Soke Bahtera bukan satu-satunya laki-laki di dunia. Iya, aku tau dia genius sekali, tapi menghabiskan waktu bersama orang genius? Eueh, kamu akan makan hati. Mereka lebih sibuk dengan mesin-mesin canggihnya. Bahkan saat bersamapun, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya." Lail menggeleng. Esok tidak seperti itu.

Novel yang menceritakan sosok Lail yang menyukai hujan, karna setiap kejadian penting dalam hidupnya selalu berkaitan dengan hujan, yang akhirnya menjadikan Lail ingin melupakan hujan. 

 "Apa yang akan kamu lupakan lail?" Elijah kembali bertanya, pertanyaan yang sama.

 Lail, gadis di atas sofa hijau kali ini menjawabnya, meski dengan suara serak.

 "Aku ingin melupakan hujan."

 Bumi yang kala itu dalam kemajuan dan kecanggihan teknologi menjadi berantakan, kekeringan terjadi dimana-mana. Penggambaran bencana di dalam novel ini membuat siapapun yang membacanya bergidik ngeri yang akhirnya bencana tersebut menuntun pada kepunahan manusia akibat ulah manusia itu sendiri. Di sinilah penulis berusaha menyiratkan pesan kepada pembaca agar tetap melindungi bumi kita pertiwi.

 Dengan alur maju mundur dan bercerita tentang kemajuan-kemajuan di masa depan itulah menjadi salah satu kelebihan novel ini.  Novel fiksi yang digabung oleh penulis dengan fakta-fakta yang yang mendukung serta tambahan wawasan dan istilah-istilah lainnya yang menambah ciri khas novel ini. Meskipun saya dari anak IPA tetap saja kadang merasa kerepotan dalam memahami istilah yang disajikan penulis. Setidaknya saya masih paham apa itu strarosfer dan apalah itu istilah lainnya yang akhirnya menjadikan saya benar-benar larut dalam cerita tersebut sambil terus bergumam apakah nanti bumi akan seperti itu? 

 Menurut saya novel ini benar-benar bikin candu, seakan akan tidak tenang sebelum melahap habis isi novel tersebut. Lail banyak mengajarkan kita tentang menerima dan berdamai dengan semua kenangan, baik itu kenangan baik maupun kenangan pahit. 

"Ada orang-orang yang boleh jadi sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, terima dengan lapang. Toh, dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justeru membawa kedamaian." Tere Liye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun