Akhir-akhir ini wacana mempekerjakan gayus kembali menguat. Gayus tidak hanya berkesempatan lolos dari hukuman tetapi juga mendapatkan anugrah menjadi staff ahli polri. Plan Gayus, sangat luar biasa: membasmi korupsi di Indonesia hanya dalam waktu 2 tahun! Saya teringat film 1/2 comedi, "Catch Me If You Can". Film yang dibintangi Leonardo Dicaprio dan Tom Hank ini, menuturkan kembali kisah nyata penipu nomor satu Amerika, Frank Abagnale JR. Hidup Frank berakhir manis. Setelah melewati hukuman, Frank direkrut FBI mantan musuhnya ! Bisa jadi Gayus dan para pendukungnya terinspirasi kisah di atas. Namun, kening saya kemudian berkerut. Apa sulitnya menjadi koruptor di Indonesia ? Eddy Tansil yang hanya kelas 2 SD pun bisa membobol 565 juta dollar AS, setara dengan 5,085 Trilyun rupiah ! Saya teringat buku Kwik Kian Gie," Saya Bermimpi Menjadi Konglomerat." Kwik menomorsatukan menyogok konsultan agar bisa mendapatkan feasibility study, agarmodal yang sedikit inibisa menggelembung karena support pinjaman dari bank. Paparan Kwik, sangat detail dan rasional. Berbeda dengan Gayus yang aji mumpung. Saya yakin, Gayus tidak sehebat yang diperkirakan. Dari pada pemerintah mempekerjakan Gayus, alangkah baiknya bila memberikan hukuman yang setimpal. Jangan sampai masyarakat menjadi apatis,"Pencuri ayam dihukum 3 bulan. Sementara Gayus .....?"